BENGKULUEKSPRESS.COM - Kecoa kerap dipandang sebagai hewan yang tidak berguna dan sebaiknya dilenyapkan. Namun di balik reputasi buruk yang disandangnya, kecoa ternyata banyak dimanfaatkan oleh manusia. Berikut ini adalah 5 hal yang pernah dilakukan oleh manusia dalam memanfaatkan kecoa.
1. Dijadikan Makanan
Kecoak dikenal sebagai hewan yang kerap mencari makan di tempat-tempat kotor, misalnya di tempat pembuangan sampah. Saat kecoak menempel pada makanan manusia, maka kuman penyakit yang dibawa oleh kecoak dari tempat kotor bakal ikut berpindah ke makanan tersebut. Itulah sebabnya manusia selalu mencari cara untuk mengusir kecoak supaya tidak sampai hinggap pada makanan manusia.
BACA JUGA:Weton Ini Dianggap Bisa Bikin Kaya Raya dan Punya Rezeki Berlimpah
Dengan melihat hal tersebut, maka adalah hal yang wajar jika manusia enggan memakan kecoa. Namun hal tersebut tidak berlaku di Cina. Pasalnya di negara tersebut, kecoa justru dijadikan makanan. Saking banyaknya orang yang memakan kecoa, peternakan kecoa pun didirikan khusus untuk memasok restoran-restoran yang menyediakan hidangan kecoa.
Li Bingcai adalah satu dari sekian banyak warga negara Cina yang berprofesi sebagai peternak kecoa. Tidak main-main, jumlah kecoa yang diternakkan oleh Li mencapai 10 juta ekor. Walaupun kecoa kerap dipandang sebagai hewan penyebar penyakit, Li menjamin kalau kecoa-kecoa yang dipeliharanya bisa dimakan oleh manusia dengan aman. Pasalnya ia hanya memberikan makanan segar semisal jagung dan buah-buahan untuk makanan kecoa.
BACA JUGA:Rezeki Nomplok! 6 Shio Ini Diprediksi Dapat Mobil gratis Tahun Ini
Saat sudah waktunya panen, Li akan menangkap kecoa-kecoa tersebut dan memasukannya ke dalam air mendidih. Setelah bangkainya dikeringkan, kecoa tersebut sudah siap untuk diolah. Di Sichuan, Cina selatan, kecoa biasanya disajikan dengan cara digoreng sambil dicampur dengan bumbu pedas.
2. Dijadikan Hewan Peliharaan
Jika bicara soal hewan untuk peliharaan, maka yang dibayangkan oleh orang-orang biasanya tidak akan jauh-jauh dari kucing, anjing, burung, ikan hias, dan semacamnya. Namun bagaimana jika yang dijadikan hewan peliharaan adalah kecoa?
Walaupun terdengar aneh, ternyata praktik menjadikan kecoa sebagai hewan peliharaan menjadi hal yang belakangan ini kian populer. Kecoa yang lazimnya dijadikan hewan peliharaan sendiri memang bukan sembarang kecoa, melainkan kecoa Madagaskar yang tubuhnya bergaris-garis.
BACA JUGA:Gigih dan Pekerja Keras! 5 Shio Ini Diramal Usahanya Bakal Bangkit dan Cuan di Tahun Naga Kayu
Kecoa Madagaskar juga sering disebut sebagai kecoa mendesis karena kecoa ini bisa mengeluarkan suara desisan saat merasa terancam atau saat pejantan sedang memperebutkan pasangan kawin. Walaupun terlihat menakutkan, kecoa Madagaskar aslinya adalah hewan yang amat jinak dan tidak akan menggigit.
Tidak seperti kecoa rumah yang menyukai tempat-tempat kotor, kecoa Madagaskar memiliki pola hidup yang jauh lebih higienis karena mereka tidak menyukai makanan busuk. Makanan favorit mereka adalah sayuran yang masih berada dalam kondisi segar.
Kecoa Madagaskar tergolong sebagai hewan yang mudah dipelihara. Namun kandang yang digunakan untuk memelihara kecoa Madagaskar sebaiknya merupakan kandang yang senantiasa berada dalam kondisi tertutup. Pasalnya kecoa ini bisa merayap keluar kandang jika pemiliknya sampai lengah.
BACA JUGA:10 Weton Anak Laki-laki Pembawa Rezeki dan Keberuntungan Orangtua
3. Dijadikan Pemusnah Sampah
Manusia setiap hari menciptakan sampah baru. Entah itu bungkus makanan, barang bekas yang sudah tidak terpakai, dan lain sebagainya. Tidak mengherankan jika kemudian jumlah sampah yang ada di Bumi semakin lama semakin menumpuk. Jika dibiarkan saja, sampah-sampah tersebut tentunya akan menimbulkan masalah baru.
Kecoa yang selama ini hanya dianggap sebagai hewan pengganggu ternyata bisa menjadi jalan keluar atas masalah tersebut. Seperti yang kita tahu, kecoa banyak ditemukan di tempat-tempat pembuangan sampah karena kecoa mencari sisa-sisa makanan yang ada di sana.
Kebiasaan makan kecoa tersebut lantas coba dimanfaatkan untuk menghilangkan timbunan sampah rumah tangga. Di Jinan, Cina timur, milyaran ekor kecoa yang dipelihara dalam gedung milik Shandong Qiaobin setiap harinya diberi makan sampah rumah tangga sebanyak 50 ton. Bobot tersebut kurang lebih setara dengan bobot 7 ekor gajah.
Pada awalnya, hewan yang digunakan untuk memakan sampah rumah tangga adalah babi mengingat babi memang banyak diternakkan dan dikonsumsi di Cina. Namun akibat timbulnya wabah flu babi, penggunaan babi sebagai pengolah sampah rumah tangga secara perlahan-lahan ditinggalkan. Kecoa lantas digunakan sebagai hewan penggantinya karena serangga tersebut mudah dipelihara dan bisa dijual kembali untuk beragam keperluan. Misalnya untuk pakan hewan ternak atau bahan baku obat alternatif.
4. Dijadikan Obat
Apa persamaan antara kecoa, lalat, dan tikus? Ketiganya dipandang sebagai hewan penyebar penyakit berbahaya bagi manusia. Kebiasaan hewan-hewan tadi untuk mencari makan di tempat kotor menjadi penyebab utamanya. Namun kecoa ternyata tidak sepenuhnya membawa dampak negatif bagi kesehatan manusia. Dengan metode yang tepat, kecoa justru bisa menjadi solusi untuk mengatasi masalah-masalah kesehatan.
Di Sichuan, Cina selatan, perusahaan setempat yang bernama Gooddoctor memelihara 6 milyar kecoa untuk dijadikan bahan baku obat-obatan. Menurut manajer Wen Jianguo, obat berbahan kecoa bisa digunakan untuk mengobati penyakit-penyakit seperti bisul perut, bisul mulut, serta kanker lambung.
BACA JUGA:Doa Minta Keturunan Sholeh dan Sholeha, Orang Tua Perlu Mengamalkannya
Kecoa sendiri dikonsumsi sebagai obat dalam berbagai cara. Untuk mengobati luka bakar, sejumlah rumah sakit di Cina menggunakan bubuk yang terbuat dari kecoa. Sementara untuk mengobati radang pada saluran pencernaan, obat yang diberikan adalah sirup berbahan kecoa. Di abad ke-19, teh berbahan kecoa juga pernah digunakan oleh penduduk New Orleans, Amerika Serikat, untuk mengobati tetanus.
Manfaat kecoa sebagai obat nampaknya masih belum berhenti sampai di sana. Pasalnya ilmuwan kini tengah mencari tahu mengapa kecoa bisa tetap sehat kendati hidup di lingkungan yang jorok dan penuh dengan kuman penyakit berbahaya. Belakangan diketahui kalau kecoa ternyata memproduksi senyawa antibiotiknya sendiri. Ilmuwan pun berharap kalau mereka bisa menggunakan antibiotik tersebut untuk membantu pengembangan obat yang lebih efektif.
5. Dijadikan Hewan Balapan
Jika mendengar kata hewan balap, maka hewan yang bakal melintas di benak orang awam biasanya adalah kuda. Namun kuda sendiri ternyata bukanlah satu-satunya hewan yang kerap diadu kecepatannya. Di Australia dan Amerika Utara, ada turnamen balap yang menggunakan kecoa sebagai hewan balapannya.
BACA JUGA:Alergi Pada Anak Bisa Dipicu Karena Sistem Imun Sedang Turun
Peraturan dari turnamen balap kecoa sendiri terbilang sederhana. Masing-masing kecoa diharuskan berlari dalam arena balapan khusus. Kecoa yang berhasil mencapai garis akhir dalam arena balapan bakal dinobatkan sebagai pemenang. Ide untuk menggelar balap kecoa sendiri pada awalnya bermula ketika pada tahun 1982, dua orang pria di sebuah kedai minum Brisbane berdebat mengenai kecoa manakah yang paling cepat di kota mereka. Keduanya lantas sepakat untuk melakukan balap kecoa di halaman parkir.
Tak disangka, apa yang awalnya nampak sebagai persaingan tanpa manfaat tersebut ternyata menarik minat cukup banyak orang. Sejak itu setiap tanggal 26 Januari, turnamen balap kecoa bakal di Australia. Alasan kenapa tanggal 26 Januari yang dipilih adalah karena tanggal tersebut bertepatan dengan perayaan Hari Australia.