Beruntung, warga masih bisa mengandalkan hasil tanaman kopi yang telah memasuki musim panen. Hanya saja, petani masih dipaksa untuk menjual kopi dengan harga murah. \"Harga kopi musiman mencapai Rp 18 ribu/kg, tapi kami masih terpaksa menjual kopi yang kualitas asalan yang lebih di kenal dengan kopi kripit yang harga perkilonya hanya Rp 12 ribu/kg\" sambung Muhan.
Kopi asalan sendiri, terang Muhan, merupakan kopi yang kering sehari atau kopi giling sehari. \"Kami harus menggiling kopi kripit dikarenakan harga karet turun, jika tidak seperti itu bagaimana kami bisa membeli makanan dan uang untuk anak kami sekolah,\" kata Muhan.
Kondisi yang sama juga disampaikan Abuhasan (50) warga Kota Padang, musim hujan juga menjadi kendala para petani dalam memanen tanaman jenis karet. \"Kualitas karet kami banyak mengandung air atau sulit membeku, kami berharap peratian dari dinas intansi terkait kalau sampai belarut dengan harga karet yang sekarang, kami yang menggantung kan kan hidup sebagai petani karet,\" terang Abuhasan. (999)