BENGKULUEKSPRESS.COM - Tubuh kita memiliki sistem kekebalan, yang merupakan jaringan kompleks sel dan organ khusus yang melindungi tubuh dari kuman dan penyerbu asing lainnya.
Ada penyakit yang menyerang sistem kekebalan tubuh yang juga dikenal sebagai penyakit autoimun, penyakit ini lebih sering terjadi pada wanita daripada pria. Dalam artikel ini kamu akan mempelajari tentang berbagai jenis penyakit autoimun dan gejala autoimun pada Wanita.
BACA JUGA:5 weton Ini Punya Keistimewaan Sebagai Penglaris Alami Dagangan
Penyakit autoimun adalah suatu kondisi di mana sistem kekebalan tubuh secara keliru justru menyerang balik tubuh kamu. Sistem kekebalan tubuh biasanya melindungi tubuh terhadap kuman seperti bakteri dan virus.
Ketika sistem kekebalan tubuhmu mendeteksi adanya unsur asing seperti bakteri atau virus, mereka akan mengirimkan sel darah putih untuk menyerang unsur asing tersebut. Biasanya, sistem kekebalan dapat membedakan antara sel asing dan sel kamu sendiri.
Pada penyakit autoimun, sistem kekebalan salah mengira bagian tubuh kamu, seperti persendian atau kulit, sebagai benda asing. Sehingga, melepaskan protein yang disebut autoantibodi yang menyerang sel-sel sehat.
BACA JUGA:Lebu Ketiup Angin, Pemilik 5 Weton Ini Sering Boncos Alias Bokek
Penyakit autoimun pada Wanita
Ada lebih dari 80 jenis penyakit autoimun yang mempengaruhi berbagai bagian tubuh. Penyakit autoimun yang paling umum dialami oleh wanita adalah:
Rheumatoid arthritis (RA), suatu bentuk arthritis yang menyerang persendian
Multiple sclerosis
Psoriasis, suatu kondisi yang ditandai dengan bercak kulit yang tebal dan bersisik
Artritis psoriatik, sejenis radang sendi yang mempengaruhi beberapa orang dengan psoriasis
Lupus, penyakit yang merusak area tubuh yang meliputi persendian, kulit, dan organ
Penyakit tiroid, termasuk penyakit Graves, di mana tubuh membuat terlalu banyak hormon tiroid (hipertiroidisme), dan tiroiditis Hashimoto, di mana tubuh tidak membuat cukup hormon (hipotiroidisme)
BACA JUGA:Weton Berkalung Emas, Rezeki Melimpah di Usia Muda
Gejala penyakit autoimun mungkin parah pada beberapa orang dan bisa jadi ringan pada orang lain. Ada berbagai tingkatan pada penyakit autoimun yang dipengaruhi oleh banyak faktor yang mencakup genetika, lingkungan, dan kesehatan pribadi.
Penyebab autoimun pada Wanita
Saat ini, para dokter dan dunia penelitian belum tahu persis apa yang menyebabkan sistem kekebalan tubuh dapat menyerang balik. Namun, beberapa orang dengan kondisi tertentu mungkin lebih berpeluang untuk terkena penyakit autoimun daripada yang lain. Pada Wanita, seringkali penyakit dimulai selama tahun-tahun subur seorang wanita (usia 15-44).
Penyakit autoimun tertentu, seperti multiple sclerosis dan lupus, dapat diturunkan secara genetik dalam keluarga. Tidak setiap anggota keluarga memiliki penyakit yang sama, tetapi mereka mewarisi kerentanan terhadap kondisi autoimun. Peneliti menduga faktor lingkungan seperti infeksi dan paparan bahan kimia atau pelarut mungkin juga dapat menjadi penyebabnya.
BACA JUGA:Hari sial di Malam Tahun Baru! 5 Weton Ini Jadi Incaran Sengkolo
Faktor Risiko Penyakit Autoimun
Terdapat beberapa faktor risiko tertentu yang dapat meningkatkan kemungkinan memperbesar peluang terkena penyakit autoimun, termasuk:
Berat Badan
Kelebihan berat badan atau obesitas meningkatkan risiko terkena rheumatoid arthritis atau psoriatic arthritis. Ini bisa jadi karena berat badan yang berlebih memberi tekanan lebih besar pada persendian atau karena jaringan lemak membuat zat yang mendorong peradangan.
Merokok
Penelitian telah mengaitkan merokok dengan sejumlah penyakit autoimun, termasuk lupus, rheumatoid arthritis, hipertiroidisme, dan MS.
Penggunaan obat-obatan tertentu
Obat tekanan darah atau antibiotik tertentu dapat memicu lupus yang diinduksi obat, yang seringkali merupakan bentuk lupus yang lebih jinak. Sebelum kamu memulai atau menghentikan obat apa pun, pastikan untuk berbicara dengan dokter.
BACA JUGA:Bagaimana Hukum Mengucapkan Selamat Tahun Baru Masehi, Berikut Penjelasannya
Kehamilan
Beberapa studi menjelaskan bagaimana hormon, kromosom seks dan faktor lain berkontribusi pada peningkatan risiko penyakit autoimun pada wanita.
Gejala autoimun pada Wanita
Pada wanita, gejala awal dari banyak penyakit autoimun yang umum terjadi di banyak kasus, seperti:
Kelelahan
otot pegal
bengkak dan kemerahan
demam ringan
kesulitan berkonsentrasi
mati rasa dan kesemutan di tangan dan kaki
rambut rontok
ruam kulit
BACA JUGA:Meskipun Rajin Tahajud, Namun Hati Masih Keras, Ini Kata Ustadz Abdul Somad
Selain gejala di atas, penyakit individu yang dimiliki juga dapat memiliki gejala tersendiri. Misalnya, seseorang yang memiliki penyakit diabetes tipe 1 dapat memiliki gejala rasa haus yang ekstrem, penurunan berat badan, dan kelelahan.
Penyakit IBD (Inflammatory bowel disease) dapat menyebabkan sakit perut, kembung, dan diare. Untuk penyakit autoimun seperti psoriasis atau RA (Rheumatoid arthritis), gejalanya bisa datang (masa flare up) dan pergi (masa remisi).
Apakah penyakit autoimun pada wanita berbahaya
Seperti yang telah dijelaskan, dalam dunia kesehatan, ada lebih dari 80 jenis penyakit autoimun. Namun, hanya beberapa penyakit saja yang umum terjadi seperti rheumatoid arthritis (RA), psoriasis, multiple sclerosis, lupus, radang usus, myasthenia gravis, serta celiac.
Masing-masing dari jenis penyakit autoimun memiliki gejala dan reaksi yang berbeda-beda pada setiap orang. Pertanyaannya, apakah penyakit autoimun berbahaya? Sebenarnya, yang dapat membahayakan adalah komplikasinya, seperti pada penyakit Lupus.
BACA JUGA:Promo Akhir Tahun ShopeePay! Top Up Game Apapun Di UPOINT.ID Dapat Cashback Sampai 12K!
Penyakit lupus paling familiar dan banyak kasus terjadi dan sebagian besar menyerang kaum perempuan. Pada penyakit ini, sistem imun akan menyerang berbagai organ tubuh, mulai dari sendi, kulit, lapisan pelindung paru-paru, hingga ginjal dan merusak fungsinya. Hal tersebut dapat menyebabkan komplikasi pada organ penting manusia.
Contoh lain adalah multiple sclerosis yang menyerang sistem saraf pusat sehingga cukup berbahaya karena akan sangat berpengaruh pada koordinasi fungsi tubuh, kemudian pada penyakit celiac yang menyerang saluran pencernaan.
Meskipun sebagian besar penyakit autoimun tidak akan hilang, namun pada dasarnya penyakit autoimun tidak berbahaya jika kamu mendapatkan pengobatan yang tepat dan maksimal.
Terutama bagi wanita dengan penyakit autoimun dapat tetap menjalani kehidupan yang seutuhnya dan aktif. Namun, penting untuk menemui dokter yang berspesialisasi dalam jenis penyakit ini, mengikuti rencana perawatan dengan pantauan dokter, dan menerapkan gaya hidup sehat.