Ketinggian Gunung Bromo adalah sekitar 2.329 meter di atas permukaan laut (m dpl), atau sekitar 200 m dari dasar kaldera. Wilayahnya juga termasuk dalam kawasan vulkanik terbesar di provinsi Jawa Timur di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru.
-Sumber : Akun Instagram @infowisatagunungbromo-
Dilansir dari laman Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) sejarah letusan Gunung Bromo mulai terekam pada tahun 1804. Selain itu, letusan terbesar Gunung Bromo disebut terjadi pada sekitar tahun 1974.
Sejak letusan pada tahun 2016 dan 2019 hingga saat ini, Gunung Bromo masih berstatus level II (Waspada), sehingga PVMBG merekomendasikan masyarakat, wisatawan, atau pendaki untuk tidak memasuki kawasan dalam radius 1 km dari kawah aktif.
BACA JUGA:Pantai Linau, Pesona Keindahan Bahari Unggulan Masyarakat Kaur, Bengkulu
PVMBG mencatat bahwa daur erupsi Gunung Bromo tidak bisa ditentukan, dengan masa istirahat terpendek kurang dari satu tahun sedangkan masa istirahat terpanjang mencapai 16 tahun.
Pengamatan visual dan kegempaan Gunung Bromo saat ini dilakukan dari Pos PGA Cemoro Lawang (2.275 m dpl), di Desa Ngadisari, Kecamatan Sukasari, Kabupaten Probolinggo.
Terdapat beberapa jalur pendakian Gunung Bromo yang dapat dipilih oleh pada pendaki atau wisatawan. Berikut adalah beberapa jalur pendakian Gunung Bromo yang dapat dipilih.
1. Jalur pendakian Gunung Bromo via Penanjakan yang berada di Kabupaten Pasuruan.
2. Jalur pendakian Gunung Bromo via Cemoro Lawang yang berada di Kabupaten Probolinggo.
3. Jalur pendakian Gunung Bromo via Coban Trisula yang berada di Kabupaten Malang.
4. Jalur pendakian Gunung Bromo via Senduro yang berada di Kabupaten Lumajang.(**)