Menurutnya, apalagi bila sebelum berangkat untuk mengajar sudah ada ketidaknyamanan atau masalah dari rumahnya, guru bisa mememberikan hukuman melebihi perbuatan murid yang dianggap salah oleh guru tersebut. Dengan cara penuh wibawa sang guru lembut memanggil anak tersebut lantas menanyakannya dengan baik-baik. Dalam banyak kasus, justru perhatian seorang guru yang bertanya dengan baik-baik kepada anak yang bermasalah menjadikan mereka berhenti dari perbuatan tidak baiknya.
Mengedepankan sikap yang lembut jauh lebih bermanfaat daripada memberikan reaksi spontan dan kemarahan kepada anak didik yang melakukan kesalahan. Anak-anak yang didekati dengan kemarahan biasanya sulit benar-benar berhenti dari perbuatan tidak baiknya.
“Berbeda dengan anak diajak bicara baik-baik, ia merasakan ada perhatian dari gurunya. Sudah menjadi sifat dasar setiap manusia jika diperhatikan akan merasa senang hatinya. Disinilah sesungguhnya menjadi penting bagi seorang guru untuk dapat mengontrol emosi dengan baik,” jelasnya. (111)