Timsel KPU Jamin Tak Ada Intervensi

Jumat 22-03-2013,13:10 WIB
Reporter : Rajman Azhar
Editor : Rajman Azhar

BENGKULU, BE - Ketua Tim Seleksi (Timsel) KPU Provinsi Bengkulu, Dr H Khairil MPd  menegaskan proses seleksi bebas intervensi. Ia pun mengaku belum mendapat informamsi terkait adanya \"surat sakti\" dari pejabat sekelas kepala daerah yang meminta diloloskan kandidat  tertentu tersebut.

\"Saya belum pernah \"surat sakti\" itu. Kalau memang ada  tolong tunjukkan kepada saya,\" tegasnya saat diwawancarai wartawan di lobby RSUD M Yunus, usai memantau pelaksanaan tes kesehatan terakhir, kemarin.

Menurutnya, proses seleksi kali ini berbeda dengan seleksi-seleksi tahun sebelumnya. Sebab, jajaran Timsel diisi orang-orang yang independen sehingga  tidak bisa diintervensi pihak manapun.  \"Siapapun orangnya, tidak bisa mengintervensi Timsel, baik itu pejabat atau pihak yang memiliki kepentingan lainnya,\" ujarnya.

Dijelaskan Rektor UMB itu,  proses seleksi yang dilaksanakan  Timsel sesuai dengan mekanisme aturan yang ada. Karena kredibelitas anggota Timsel sendiri yang jadi pertaruhannya. \"Kalau ada isu-isu yang menyatakan ada surat sakti, ada titipan oknum tertentu atau yang lainnya sama sekali tidak benar,\" tukasnya.

Sementara itu tim dokter di RSUD M Yunus Bengkulu yang bertugas memeriksa kesehatan bagi 67 calon Komisioner KPU Provinsi membantah telah menerima \"surat sakti\" dari pejabat di Bengkulu. Hal ini ditegaskan Direktur RSUD M Yunus dr Deasy Novera melalui Kepala Bidang Pelayanan Medik dan Keperawatan, drg Adifitridin MKes saat ditemui di ruang kerjanya, kemarin.

\"Saya sudah menanyakan langsung dengan dokter spesialis dan dokter umum untuk menanyakan hal tersebut, namun semuanya mengaku tidak pernah mendapatkan surat yang berisi intervensi itu,\" tegas Adifitridin.

Jika pun pihaknya menerima surat tersebut, ia mengaku tidak akan mematuhinya. Sebab, profesi dokter adalah profesi yang memiliki tanggungjawab yang besar karena untuk mendapatkan jabatan tersebut, mereka telah disumpah yang harus dipertanggungjawabkan di dunia dan diakhirat. Sehingga tidak mudah diintervensi  hanya dengan selembar surat. \"Semua dokter yang bekerja itu adalah profesional yang memiliki privasi yang tinggi, mereka tidak akan bisa diintervensi oleh siapapun,\" ungkapnya.

Adifitridin menegaskan pihaknya akan bekerja tetap mengacu pada aturan dan perundang-undangan yang berlaku. Tim dokter akan mengeluarkan hasil tes kesehatan calon sesuai dengan kondisinya yang sebenarnya dan ada rekayasa sedikit pun. \"Sistem kerja dokter berbeda dengan SKPD. Jika di SKPD, intervensi merupakan hal yang biasa, namun itu tidak berlaku bagi profesi kedokteran,\" tukasnya.

47 Calon Akan Gugur Dari ke 67 calon  yang mengikuti tes kesehatan,  wawancara dan psikotest (kejiawaan) yang akan digelar Minggu besok (24/3), 47 calon diantaranya dipastikan terelemininasi. Sebab, timsel hanya akan mengambil 20 orang untuk mengikuti tahapan berikutnya.

\"Dari seleksi kesehatan ini nantinya akan dipilih 20 nama yang akan mengikuti test wawancara sehingga nanti akan keluar 10 nama, dan ke 10 nama tersebut akan dikirimkan ke Jakarta untuk memilih 5 nama,\" katanya Khairil sembari mengatakan 20 nama yang lulus test kesehatan dan psikotes dan test wawancara tersebut tetap akan dikirimkan semuanya ke Jakarta.(400)

Tags :
Kategori :

Terkait