BENGKULUEKSPRESS.COM - Bulan Dzulhijjah atau bulan Besar dalam Kalender Jawa seringkali dipilih sebagai waktu yang tepat untuk menggelar hajatan.
Tak sedikit masyarakat Jawa yang menggelar pernikahan atau hajatan lainnya di bulan yang terdapat Idul Adha ini. Pilihan tersebut tentu didasari oleh sebuah alasan atau harapan agar membawa kebaikan.
BACA JUGA:Mau Mulai Berbisnis? Tiru Cara Sahabat Nabi Abdurrahman bin Auf, Jadi Susah Miskin
Dalam artikel ini, mencoba mengulas alasan mengapa orang Jawa banyak yang menikah di bulan Besar atau Dzulhijjah berdasarkan keterangan dalam Primbon Jawa.
Satu di antara kitab Primbon Jawa yang masih banyak dibaca saat ini adalah Kitab Primbon Betaljemur Adammakna.
Kitab Primbon Jawa ini memuat penjelasan tentang bulan yang baik atau tidak untuk hajat pernikahan. Primbon Jawa Betaljemur Adammakna menyebut, bulan Besar atau Dzulhijjah termasuk waktu yang baik untuk menggelar hajatan pernikahan.
BACA JUGA:Rezeki Pasti Lancar dan Berkah, Gus Baha Sarankan Hindari Kebiasaan ini
Betaljemur Adammakna mengatakan, "Ala beciking sasi kanggo ijabing panganten. Besar: sugih, nemu suka harja."
Artinya, bulan yang baik dan tidak untuk menikah. Bulan Besar: kaya dan mendapatkan kebahagiaan.
Berdasarkan penjelasan tersebut, orang yang menikah di bulan Besar akan mendapatkan dua keberuntungan dalam hidupnya.
BACA JUGA:Rahasia Cepat Kaya, Habib Hanif Al Athos Ajarkan Zikir ini, Cukup Baca sebanyak 40 Kali
Yaitu bisa menjadi kaya dan mendapatkan kebahagiaan.Demikian ulasan singkat tentang menikah di bulan Besar atau Dzulhijjah menurut Primbon Jawa. Semoga bermanfaat.(**)