BENGKULUEKSPRESS.COM - Masyarakat Jawa selama ini sudah sangat mengenal istilah ramalan weton jawa dalam mengetahui karakter hidup seseorang. Namun ternyata bukan hanyak ramalan weton jawa saja, tapi ada juga yang dinamakan wuku dalan budaya jawa.
Dalam ramalan weton jawa seseorang dapat mengetahui watak, karakter dan nasib seseorang, begitu pula dengan wuku.
Seperti halnya ramalan weton jawa, wuku merupakan bagian penanggalan Jawa dan Bali yang berumur 7 hari atau satu minggu.Siklusnya dimulai dari hari Minggu atau Ahad serta ditutup pada hari Sabtu atau Setu.
BACA JUGA:Begini Alur Peredaran Oli Palsu yang Berhasil Diungkap Polres Kepahiang
Berkaitan dengan nasib dan watak seseorang seperti dalam ramalan weton jawa, meskipun seseorang memiliki weton yang sama namun bila wukunya berbeda maka pola pikirnya dari orang tersebut pasti berbeda.
Hal ini yang menyebabkan juga perbedaan sifat dan pengambilan keputusan dari dua orang yang memiliki weton yang sama. Sifat seseorang bisa diketahui melalui wuku.
Masing-masing wuku juga memiliki nama yang berbeda. Wuku pertama dapat disebut dengan Sinta, kemudian wuku ke-30 dinamkan wuku Watugunung. Dalam Wuku terdapat unsur dan lambang yang mengartikan sebuah keberuntungan maupun kesialan pada seseorang. Unsur atau simbol tersebut dapat berbentuk pohon, burung, senjata, tipe rumah dan dewa.
BACA JUGA:Punya Aura Dewa Bumi, Pemilik Weton Ini Rezekinya Mengalir Terus
Dalam Wuku yang berpotensi memiliki energi negatif dan dinilai akan menciptakan kesialan sebenarnya dapat di netralkan atau menetralisir sifat negatif yang ada.
Salah satunya adalah Wuku Wugu, merupakan wuku ke 26 dari 30 wuku di Penanggalan Pawukon. Mengambil nama Raden Wugu, putra Prabu Watugunung dan Dewi Sinta.
Di dalam Penanggalan Pawukon, Raden Wugu diceritakan sebagai saudara kembar Raden Bala yang menjadi wuku ke 25. Meskipun kembar, keduanya memiliki karakter dan proyeksi nasib yang berbeda.
BACA JUGA:5 Tanggal Lahir Ini Disayang Khodam Rezeki, Pantes Rezekinya Mengalir Deras
Kelahiran Wuku Wugu (Jawa) atau Ugu (Bali) dinaungi oleh Batara Singajalma. Di dalam Serat Pustakaraja Purwa Karya Ngabehi Ranggawarsita, Batara Singajalma disebutkan sebagai putra Batara Citragotra. Di dalam penjelmaannya turun ke bumi, Batara Singajalma menggunakan nama Resi Kusamba.
Di dalam lakon pewayangan, Batara Singajalma selain sebagai penjaga wuku, juga menjadi penguasa harimau dan singa baik di darat maupun di laut.
Kelahiran Wuku Wugu dikenali dari karakternya yang cerdik dan luas wawasannya. Perhatian utamanya adalah pencarian ilmu.