BENGKULUEKSPRESS.COM - Nama William Lei Ding atau biasa disapa William Ding mungkin cukup asing bagi publik, khususnya masyarakat Indonesia. Padahal, ia adalah seorang miliarder asal Tiongkok yang memberikan kontribusi signifikan terhadap pengembangan jaringan komputer di Negeri Tirai Bambu tersebut.
Tahun 2003 silam, Ding telah menjadi orang terkaya Tiongkok di usianya yang baru menginjak 32 tahun. Penasaran seperti apa sosoknya?
Dilansir dari berbagai sumber, kami merangkum sejumlah fakta mengenai William Lei Ding.
1. Tertarik pada dunia elektronik sejak remaja
William Ding dilahirkan pada tahun 1971 di Provinsi Zhejiang, Tiongkok Timur. Ayahnya merupakan seorang insinyur yang bekerja di lembaga penelitian negara. Ia tertarik pada dunia gawai elektronik sejak muda dan berhasil merakit radio enam tabung ketika masih duduk di bangku sekolah menengah. Ding menempuh pendidikan tinggi di University of Electronic Science and Technology of China di kota Chengdu, mengambil jurusan ilmu komputer. Ia berhasil menyelesaikan studinya dan meraih gelar sarjana di bidang teknologi komunikasi.
2. Sempat menjadi PNS
Setelah lulus kuliah Ding bekerja di pemerintahan sebagai insinyur telekomunikasi di kampung halamannya di Ningbo. Ia memutuskan hengkang setelah dua tahun bekerja di sana. Setelah itu, Ding merantau ke Guangzhou, ibu kota provinsi Guangdong. Dirinya bekerja pada perusahaan penyedia solusi perangkat lunak Amerika Serikat (AS), Sybase.
BACA JUGA:Nekat Makan Ikan Larangan di Pariaman, Bisa Kena Musibah!
BACA JUGA:Ingin Mendapat Syafaat Rasulullah di Hari Kiamat, Lakukan Ini
3. Mendirikan perusahaan NetEase
Tak betah menjadi kaki tangan orang lain, pria yang kini berusia 52 tahun ini mendirikan perusahaan bernama NetEase pada tahun 1997. Ia dibantu oleh dua orang temannya dan bermodalkan uang USD 60 ribu atau sekitar Rp941 juta. Awalnya, perusahaan Ding menawarkan layanan email gratis, menjadi yang pertama di Tiongkok. Saat itu, ia hanya memiliki 3 karyawan saja. Perusahaan yang dipimpin Ding terus berkembang pesat sampai akhirnya pada tahun 2000 melantai di bursa saham Amerika yang berbasis di New York, NASDAQ. NetEase pun berhasil meraup USD 70 juta atau sekitar Rp1 triliun.
4. Perusahaan merugi hingga merambah dunia game
Perjuangan Ding menjadi nahkoda perusahaan tak selamanya berjalan mulus. Perusahaannya harus menghadapi skandal keuangan, sehingga saham NetEase harus ditangguhkan selama empat bulan. Namun, Ding tak patah arang akibat masalah tersebut. Ketika badai tengah menerjang perusahaannya, ia melihat peluang besar di dunia game. Ding memulai investasi masif dalam pengembangan game online multiplayer. Benar saja, keputusannya sukses besar. Mengutip Forbes, mitra bisnis NetEase termasuk Mojang, anak perusahaan Microsoft dan Blizzard Entertainment.
5. Masuk jajaran orang terkaya
NetEase bertransformasi menjadi salah satu penyedia game online terbesar untuk platform PC dan ponsel. Sejalan dengan itu, Ding juga menjelma menjadi orang terkaya di Tiongkok pada tahun 2003 ketika masih berumur 32 tahun. Kini, di tahun 2023, kekayaannya mencapai USD 26,4 miliar atau sekitar Rp414,3 triliun, berdasarkan data yang dihimpun Forbes. Angka tersebut mencatatkan nama William Lei Ding dalam daftar orang terkaya di dunia urutan ke-52 dan orang terkaya ke-8 di Tiongkok.