BENGKULUEKSPRESS.COM - Sebagai orangtua yang beragama Islam, aqiqah merupakan salah satu sunnah yang dilaksanakan pada hari ketujuh setelah kelahiran seorang bayi.
Mengutip dari buku Aqiqah (Tata Cara & Doanya) karya Abu Nur Ahmad al-Khafi Anwar bin Shabri Shaleh Anwar, secara bahasa aqiqah diartikan dengan rambut anak yang baru lahir. Sementara menurut istilah, definisi aqiqah mengacu pada penyembelihan hewan kurban karena kelahiran seorang bayi dalam sebuah keluarga sebagai rasa syukur diberikan karunia keturunan oleh Allah.
Dari Samurah bin Jundab, Nabi SAW bersabda,
"Setiap bayi tergadai dengan aqiqahnya, disembelihkan (kambing) untuknya pada hari ketujuh, dicukur dan diberi nama," (HR Abu Dawud).
BACA JUGA:Lebaran Khas Indonesia Ini yang Bikin Kangen Kampung Halaman, Ini Tradisinya
Dengan demikian, meski tergolong ke dalam ibadah sunnah, aqiqah sangat dianjurkan. Apabila berhalangan, maka bisa melakukan di hari ke-14 atau 21.
Selain itu, berkaitan dengan ketentuan aqiqah terdapat perbedaan antara bayi perempuan dan laki-laki. Walau Islam tidak membeda-bedakan jenis kelamin, perbedaan tersebut disebabkan anak lelaki memiliki tanggung jawab besar untuk keluarganya. Terlebih, kelahirannya sangat didambakan oleh orang tuanya dan kelak akan menjadi tulang punggung keluarga.
Dijelaskan dalam buku Fiqih karya Hasbiyallah, aqiqah bagi anak laki-laki yakni dengan menyembelih dua ekor kambing yang sama, begitu juga umurnya.Sementar itu, aqiqah untuk anak perempuan cukup satu ekor kambing.
BACA JUGA:Ini Dia Arti Kode Pensil H, F, HB, B dan Fungsi untuk Menggambar!
Diriwayatkan dari Ummu Kurz al-Ka'biyah, beliau berkata pernah mendengar Rasulullah bersabda:
"Untuk anak laki-laki dua ekor kambing yang mirip, sedangkan anak perempuan satu ekor,"
Tata Cara Aqiqah Anak Perempuan
Mengacu pada buku Perbandingan Mazhab Fiqh karya H Syaikhu M H I dan Norwili MHI, berikut sejumlah tata cara aqiqah anak perempuan.
1. Hewan Harus Memenuhi Syarat Sah
Tata cara aqiqah yang pertama yaitu memastikan hewan telah memenuhi syarat sah. Syarat-syarat tersebut yakni tidak cacat, tidak berpenyakit, dan cukup umur yaitu dua tahun.
2. Cara Penyembelihan Hewan Aqiqah
Dalam menyembelih hewan aqiqah, sama seperti hewan kurban. Tata caranya yaitu sebagai berikut:
- Menajamkan pisah
- Menjauh dari hewan sembelihan ketika menajamkan pisau
- Menggiring hewan sembelihan ke tempat penyembelihan dengan cara yang baik
- Merebahkan hewan sembelihan
- Menghadapkan hewan sembelihan ke arah kiblat
- Tidak boleh menggunakan tulang atau kuku sebagai alat sembelihan melainkan menggunakan pisau atau pedang yang tajam
- Membaca bismillahi wallahu akbar
Sembelihan aqiqah dipotong mengikuti sendinya dengan tidak memecahkan tulang sesuai dengan tujuan aqiqah itu sebagai "fida" yang artinya mempertalikan ikatan diri anak dengan Allah SWT
Dimasak dan disajikan pada tamu serta fakir miskin, ahli keluarga, rekan-rekan, tetangga dan saudara. Tentu berbeda dengan daging kurban yang sunnahnya membagikan daging yang belum dimasak
3. Menentukan Nama dan Mencukur Rambut Bayi
Merujuk pada buku Fiqih, orang tua wajib memberikan anaknya nama. Nama yang diberikan juga harus bermakna baik, bahkan diizinkan memberi nama berdasarkan nama Nabi, Malaikat, dan lain sebagainya.
Nama merupakan doa sekaligus cerminan kepribadian anak di masa mendatang. Apabila nama tersebut baik, maka insya Allah pertumbuhan dan perkembangan anak tersebut jadi baik pula. Sebaliknya, jika nama tersebut buruk maka keburukanlah yang akan menimpa anak dan keluarganya kelak.
Selain itu, pada pelaksanaan aqiqah seorang bayi juga dicukur rambutnya. Ini sesuai dengan hadits yang diriwayatkan oleh Ahmad dan Tirmidzi dari Ibnu Abbas, Nabi SAW bersabda:
"Wahai Fatimah, cukurkan olehmu rambutnya dan bersedekahkanlah dengan perak seberat timbangan rambutnya kepada orang miskin. Kemudian mereka berdua ditimbang yang beratnya sebanyak dua dirham,"
Keutamaan Aqiqah
Terdapat hikmah dan keutamaan dibalik pelaksanaan aqiqah, antara lain seperti yang diriwayatkan dari Samurah bahwa Rasulullah bersabda:
"Setiap anak yang baru lahir itu terpelihara dengan aqiqahnya yang disembelih hewan untuknya pada hari ketujuh kelahirannya, ia dicukur dan diberi sebuah nama,"
Berdasarkan hadits di atas dijelaskan bahwa pada hakikatnya Allah akan melindungi anak dari segala macam bahaya yang menimpanya dengan aqiqah yang telah diberikan untuk anak. Terlebih, pada usia-usia bayi, anak sangat rentan dari bahaya yang menimpanya karena daya tahan tubuhnya belum stabil.
Demikian pembahasan mengenai tata cara aqiqah untuk anak perempuan, semoga bermanfaat. (**)