Tak Ada Sogokan, Apalagi Titipan
Bank Bengkulu berkomitmen untuk menjaring sumberdaya manusia yang potensial dalam proses rekruitmen tenaga kerja. Hal itu dilakukan dengan menggandeng Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) untuk menseleksi calon pegawai yang dibutuhkan. Tanpa embel-embel sogokan ataupun titipan pejabat. Sejauhmana profesionalisme dan independensi lembaga ini dalam menjaring calon tenaga bankir yang handal? Berikut laporannya.
ADE KURNIA - Bengkulu HINGGA tanggal 13 Juli 2012, atau batas akhir penutupan secara online melalui website LPPI, tercatat sebanyak 1.444 pendaftaran calon pegawai Bank Bengkulu yang lolos seleksi administrasi. Selanjutnya mereka akan mengikuti serangkaian proses seleksi lanjutan untuk menjadi karyawan Bank Bengkulu. Jika Anda adalah bagian dari peserta yang lolos seleksi administrasi tersebut, maka diimbau tak perlu merogoh kocek yang dalam untuk menyogok pejabat tertentu agar bisa diterima bekerja. Ataupun menggunakan \'surat sakti\' untuk bisa dititipkan masuk menjadi karyawan. Sebab hal itu akan menjadi percuma saja. Yang Anda butuhkan cukup mempersiapkan kemampuan diri dalam mengikuti serangkaian seleksi tersebut. Hal ini ditegaskan langsung oleh Dirut LPPI, Subarjo Joyo Sumarto dalam konferensi pers terkait proses rekruitmen calon pegawai Bank Bengkulu di aula kantor pusat Bank Bengkulu, kemarin. \"Kami akan memastikan bahwa calon karyawan Bank Bengkulu yang lulus seleksi adalah mereka yang memiliki kemampuan yang baik dan cocok bekerja di dunia perbankan. Bukan mereka yang lulus karena uang sogokan ataupun karena adanya titipan dari pejabat daerah ataupun pejabat di Bank Bengkulu,\" tegasnya. Diterangkan juga oleh Subarjo yang juga menjabat sebagai Komisaris Independen Bank Tabungan Negara (BTN), bahwa lembaga yang dipimpinya ini telah banyak melakukan proses seleksi calon pegawai bank dari berbagai bank di tanah air. Hal ini tak lepas dari profesionalisme dan kapabilitas lembaga yang memiliki komitmen kuat untuk menyiapkan tenaga-tenaga handal perbankan di tanah air. \"Ada sekitar 25 perbankan swasta nasional dan daerah yang tergolong besar di tanah air yang kerap menggunakan jasa kita dalam proses rekruitmen pegawai maupun pelatihan. Rata-rata dalam satu bulan kita melakukan dua hingga tiga kali proses rekruitmen pegawai dari berbagai bank yang membutuhkan,\" katanya.
Sebagai lembaga yang telah dibentuk Bank Indonesia sejak 35 tahun silam, mantan Deputy Gubernur Bank Indonesia ini menerangkan bahwa LPPI kini telah menjadi lembaga perbankan ASEAN. Dimana tak hanya para bankir dalam negeri yang ingin menjadi direktur untuk ikut dalam pelatihan, tapi juga banyak diikuti para bankir dari luar negeri. Beberapa diantaran Korea, China, Singapura dan Malaysia. \"Makanya di kantor kita dipasang bendera-bendera negara luar layaknya hotel bintang lima yang banyak menerima tamu-tamu manca negara. Ini karena banyaknya para bankir asing yang ikut pendidikan di LPPI,\" ujarnya. Dengan adanya pengakuan dari lembaga perbankan dan ekonomi ASEAN ini tak heran jika LPPI menjadi tulang punggung pemerintah dalam penciptaan insan bankir yang handal dan profesional di tanah air. Terlebih menghadapi masyarakat ekonomi ASEAN (ASEAN Economic Community) tahun 2015 yang diperpanjang kembali menjadi tahun 2020. Terkhusus free movement bankers. Dimana para bankir dari 9 negara ASEAN bisa bekerja di Indonesia menduduki posisi strategis. \"Makanya kita sangat serius dalam menciptakan tenaga bankir yang handal di tanah air. Diantaranya dengan membuat pelatihan-pelatihan dan proses rekruitmen. Saat ini ada sekitar 700 bankir yang ikut pelatihan di LPPI,\" terangnya. Terkait dengan proses rekruitmen yang akan dilakukan para peserta, Subarjo menerangkan bahwa ada beberapa tes yang harus dilalui. Diantaranya tes pengetahuan umum dan perbankan serta bahasa Inggris. Setelah itu psikotes. Dalam pelaksanaannya akan melibatkan beberapa lembaga profesional dan independen seperti Lembaga Indonesia Ameriak (LIA) untuk tes kemampuan Bahasa Inggris, Bappenas untuk tes perbankan dan untuk tes psikologi menggunakan tenaga akademisi psikologi yang berkualitas. \"Mereka bekerja berdasarkan pada objektivitas penilaian. Karenanya jangan berharap bisa lulus karena sogokan atau titipan,\" tegasnya. Saat ditanya berapa lama proses pengembangan SDM melalui rekruitmen yang selektif ini mampu meningkatkan kompetensi usaha Bank Bengkulu dalam menuju regional champion, Subarjo enggan memberi tolok ukur waktu yang pasti. Hanya saja dicontohkannya, jika bahan masakan itu berkualitas, maka hasil masakannyapun tentu akan enak. \"Yang penting kualitas bahan yang kita siapkan untuk Bank Bengkulu adalah bahan yang berkualitas. Tentu hasilnya akan baik,\" ujarnya.
Sebagai sebuah bank daaerah yang berkomitmen kuat untuk menjadi tuan rumah di daerah sendiri, apa yang dilakukan Bank Bengkulu dalam pengembangan SDM tentu sebagai upaya yang sangat baik. Harapan itu besar kemungkinan akan bisa terwujud. Hal serupa tentu kita harapkan dilakukan oleh lembaga BUMD lainnya agar bisa menjadi bagian dari pengembangan ekonomi daerah. Bahkan bila perlu rekruit CPNS yang dilakukan Pemda juga bisa melakukan hal yang serupa; Menjaring calon pegawai dengan melibatkan tenaga rekruitmen yang profesional dan independen sehingga benar-benar mendapatkan pegawai yang berkualitas bukan karena uang sogokan atau titipan pejabat. (**)