BENGKULU, BENGKULUEKSPRESS.COM - Untuk meningkatkan pentingnya kesadaran konservasi khususnya di kalangan generasi muda, Pecinta Alam Sosial Politik (Palasostik) Universitas Bengkulu (Unib) menggelar Sekolah Kader Konservasi Tingkat Dasar skala Nasional dengan mengusung tema "Mengaktualisasikan Rasa Memiliki Untuk Melindungi dan Melestarikan Hak-Hak Mehidupan".
Kegiatan pelatihan kader konservasi ini digelar selama 5 hari dimulai dari tanggal 30 November 2022 hingga 4 Desember 2022, yang berlokasi di Desa Sebelat Ulu, Kecamatan Pinang Belapis Kabupaten Lebong Provinsi Bengkulu.
Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan FISIP Unib, Dr Mas Agus Firmansyah S.Sos M.Si dalam sambutannya mengatakan, kegiatan yang baru pertama kali digelar oleh Palasostik ini memiliki perspektif berbeda dalam melihat persoalan lingkungan dalam perspektif ilmu sosial.
Jika melihat dari komposisi luasan kawasan hutan di Provinsi Bengkulu, dimana berdasarkan data dari Dinas LHK Provinsi Bengkulu pada tahun 2021, luas kawasan hutan di Provinsi Bengkulu mencapai 924. 631 Hektar atau 46,1 persen dari luas wilayah sekitar 2.003.050 Hektar.
BACA JUGA:Prodi Manajemen FEB Unib Resmikan Inkubator Bisnis
Dimana seluas 461.666 Hektar berupa hutan lindung dan hutan produksi. Selebihnya merupakan Kawasan Taman Nasional, Cagar Alam, Taman Wisata Alam dan Taman Buru serta Taman Hutan Raya.
Tentunya masyarakat Bengkulu memiliki keterkaitan erat dalam kehidupan kesehariannya dengan kawasan hutan.
"Dari kegiatan ini kita bisa juga melihat konservasi dari sudut pandang sosial, karena sejati bencana tidak akan disebut bencana jika manusia tidak ada," ungkap Mas Agus, Rabu (30/11/2022).
Sementara itu, Ketua Umum Palasostik, Ade Marta Saputra mengatakan kegiatan ini bertujuan memberikan pemahaman, pengetahuan dan pelatihan kepada kader konservasi akan pentingnya pelestarian alam serta manusia yang merupakan satu-satunya komunitas yang dapat aktif berperan dalam menjaga dan merawat alam agar terwujudnya keadilan antar generasi.
Sekolah Kader Konservasi Tingkat Dasar skala Nasional ini dirancang dalam bentuk kegiatan dengan sebuah model pendidikan dan latihan konservasi yang berbasis pendidikan kader konservasi sumber daya alam dan ekosistem.
"Kegiatan ini merupakan Sekolah Kader Konservasi tingkat dasar skala nasional yang diikuti oleh kader-kader konservasi dari organisasi pecinta alam dan penggiat lingkungan," kata Ade.
Dia juga mengatakan, Sekolah Kader Konservasi ini diikuti sebanyak 18 peserta yang berasal dari wilayah Provinsi Bengkulu, Jambi hingga Lampung.
Dalam kegiatan tersebut, pihaknya sudah menyiapkan materi pengetahuan lingkungan hidup yang bervariasi, mulai dari materi studi kasus mengenai interaksi masyarakat Sebelat Ulu di tepian Hutan TNKS, konservasi masyarakat adat, pola interaksi Masyarakat Adat Rejang, Sosiologi masyarakat tepian hutan, ekologi manusia, kehutanan umum, KSDAE, strategi kampanye lingkungan, identitas flora dan fauna hingga materi pengelolaan dan konservasi DAS.
"Berbagai materi terkait konservasi dan lingkungan hidup sudah dirancang yang akan diisi oleh para instruktur yang berasal dari berbagai kalangan. Seperti akademisi, unsur Kementerian LHK, Balai Besar TNKS, penggiat lingkungan, hingga tokoh masyarakat Lebong yang berkecimpung dalam pelestarian lingkungan," ujar Ade.
Dia juga berharap Sekolah Kader Konservasi ini dapat menjadi wadah bagi generasi muda dalam belajar dan berlatih tentang kesadaran lingkungan hidup.