Kampanyekan Percepatan Transisi Energi, Kanopi Hijau Indonesia Gelar Aksi di Simpang Lima

Senin 21-11-2022,13:33 WIB
Reporter : Nur Miessuary
Editor : Rajman Azhar

BENGKULU, BENGKULUEKSPRESS.COM - Kanopi Hijau Indonesia menggelar aksi unjuk rasa dan teaterikal untuk mengkampanyekan transisi energi dari bahan bakar fosil terutama batu bara ke energi bersih. Aksi tersebut diikuti puluhan orang yang berlokasi di Simpang Lima Ratu Samban Kota Bengkulu, Senin (21/11/2022).

Aksi yang digelar bertujuan untuk medorong percepatan transisi energi dari bahan bakar fosil terutama batu bara ke energi bersih. 

Serta kepastian transisi energi yang adil dan berkelanjutan sebagai penyelamat kehidupan dari dampak krisis iklim global yang saat ini terjadi.

Ketua Kanopi Hijau Indonesia, Ali Akbar mengungkapkan, aksi yang digelar hari ini merupakan rangkaian kerja yang dilakukan pihaknya untuk mengkampanyekan bahwa energi batu bara dapat membunuh masyarakat yang masuk kewilayah berdampak.

"Kita menyuarakan bagaimana buruknya aktivitas tambang yang ada di Provinsi Bengkulu dan Sumatera Selatan, sekaligus kita menyuarakan bagaimana dampak PLTU Batubara tidak hanya ada di Teluk Sepang tapi juga ada di Sumatera Selatan," ungkap Ali.

BACA JUGA:Main HP di Pinggir Jalan, HP Bocah Dijambret

Selain itu, sebagai tindak lanjut dari pertemuan negara G20 di Bali baru-baru ini, yang sepakat membahas percepatan transisi energi baru dan terbarukan.

Dimana Indonesia berkomitmen untuk menurunkan emisi dengan cara mempensiunkan PLTU, menurutnya mempensiunkan PLTU negara juga harus menghentikan aktivitas pertambangan di Indonesia khususnya batubara.

"Hasil pertemuan G20 ini, harusnya menjadi semacam alat ukur untuk negara agar mereka lebih cepat melakukan proses transisi energi yang sudah dibangun komitmennya," ujarnya.

Pihaknya ingin pemerintah untuk segera menutup dan mempensiunkan PLTU untuk segera mungkin walaupun pemerintah punya target paling lama tahun 2030, namun pihaknya meminta komitmen ini untuk dipercepat.

"Komitmen ini kalau tidak dikawal oleh warga dan publik secara keseluruhan. Kita khawatir ini akan berpindah dan dibajak oleh kelompok lain. Solusi sudah dibuat oleh negara dan kita akan mengkawalnya," sambungannya.

Kanopi tidak ingin dengan adanya penutup PLTU namun ada solusi palsu yang dibangun oleh pemerintah untuk melanggengkan aktivitas pertambangan.

Solusi palsu tersebut seperti proyek co-firing, gasifikasi batubara dan nuklir yang saat ini juga sedang digencarkan Pemerintah.

"Solusi palsu ini tidak akan menjadi solusi krisis iklim, bahkan dapat meningkatkan potensi resiko bencana semakin besar," tutupnya.(Suary).

Kategori :