LPPM UNIHAZ Gelar Vocational Training Pengelolaan Sampah Kepada Masyarakat Desa Watas Marga Rejang Lebong

Selasa 25-10-2022,18:56 WIB
Reporter : Nur Miessuary
Editor : Rajman Azhar

"Permasalahan sampah ini jangan kita jadikan hambatan, tapi tantangan dan peluang sebenarnya. Sampah bisa kita jadikan berbagai kerajinan seperti tas, pupuk bahkan untuk listrik pun bisa," jelas Yulfiperius.

Yulfiperius berharap melalui program KOTAKU, pengelolaan sampah dapat terus berkesinambungan dengan melibatkan peran aktif pada kalangan akademisi, masyarakat Dan pemerintah.

"Program ini harus terus berkesinambungan, karena mengurusui sampah memang harus konsisten dan akhirnya baru akan berdampak ekonomi bagi masyarakat," harap Yulfiperius.

Sementara itu Kepala Satuan Kerja (Satker) Pelaksanaan Prasarana Permukiman, Dirjen Cipta Karya Balai Prasarana Permukiman Wilayah Bengkulu, Kementerian Pekerjaan Umum dan Permukiman Rakyat, Eko Kuncuro, S.Sos, M.T., mengatakan pihaknya mendorong penerapan TPS3R sebagai pola pendekatan pengelolaan persampahan pada skala komunal atau kawasan dengan melibatkan peran aktif masyarakat dan Pemerintah.

TPS3R diarahkan pada konsep Reduce (mengurangi), Reuse (menggunakan kembali) dan Recycle (daur ulang) yang  penyelenggaraannya perlu 2 faktor agar berhasil, yaitu Kelembagaan Pengelola TPS3R oleh Pemerintah Daerah yang melibatkan masyarakat dan perencanaan pengelolaannya.

"Selama ini menjadi masalah, tapi bisa kita kelola dan dapat memberikan penghasilan tambahan secara ekonomi bagi masyarakat," terang Eko.

Untuk itulah, salah satu item kegiatan pelatihan vokasi pada tahun 2022 adalah pelatihan pengelolahan persampahan dalam upaya mendukung infrastrutur lingkungan berbasis Kawasan (ILBK) di bidang persampahan yang telah di bangun.

BACA JUGA:Pemkot Bengkulu Segera Salurkan BLT BBM, Jangan Sampai Anda Tak Terdaftar

Agar pemanfaatan infrastruktur lingkungan berbasis Komunitas (ILBK) di bidang pengolahan sampah dapat berkelanjutan dan memberikan kontribusi terhadap perbaikan lingkungan permukiman dan peningkatan ekonomi masyarakat.

"Kita ingin mengajak apa yang selama ini bisa dimanfaatkan tapi tidak termanfaatkan," pungkas Eko.

Kegiatan yang berlangsung mulai tanggal 25 hingga 29 Oktober di Hotel Santila ini, diikuti 40 peserta yang berasal dari Desa Watas Marga Kabupaten Rejang Lebong yang terdiri dari Kelompok Pengelola (KPP) 12 orang dan Relawan 28 orang.

Selama 5 hari peserta akan mengikuti serangkaian pelatihan dan materi sebanyak 9 rangkain, yang diharapkan dapat menjadi bekal bagi upaya penyelesaian permasalahan sampah di Kabupaten Rejang Lebong, khususnya Desa Watas Marga.(Suary).

Kategori :