Omset Toko Roti Ini  Rp 65 Juta Sebulan

Selasa 25-01-2022,15:53 WIB
Reporter : Rajman Azhar
Editor : Rajman Azhar

BENGKULU, bengkuluekspress.com – Jika anda warga Kota Bengkulu penyuka roti, anda pasti tahu dengan Sari Roti, salah satu produsen roti yang sudah cukup lama di Provinsi Bengkulu. Toko Sari Roti yang terletak di Jalan Melinjo Rt 16 Bumi Ayu Ujung Kecamatan Selebar Kota Bengkulu ini setiap harinya memproduksi 100 sampai 125 kg tepung untuk dijadikan roti setiap harinya, serta omset yang didapatkan dari penjualan roti ini pun seharinya sampai Rp 2,5 juta atau jika dikalikan tiap bulannya mencapai Rp 65 juta perbulannya. \"Ya untuk pendapatan perharinya sampai Rp 2,5 juta, kadang Rp 2,3 juta sehari. Kalau perbulannya ya sampai Rp 65 jutaan, tapi itu pendapatan kotornya. Dari pendapatan itu nanti kami putar lagi dengan modal, menggaji karyawan kami dan keuntungan lebih dari cukup untuk kebutuhan keluarga kami dan biaya ketiga anak kami untuk sekolah,\" kata Sisma (42), pemilik Toko Sari Roti saat ditemui, Selasa (25/01). Adapun karyawan yang berkerja di toko roti ini ada empat karyawan; satu karyawan laki laki yang fokus memanggang dan tiga karyawan perempuan yang membantu dalam pembuatan roti. “Roti itu kalau tidak pakai bahan pengawet hanya bisa bertahan 5 hari atau paling lamanya satu minggu, kalau lebih dari itu bisa pastikan pakai pengawet. Untuk roti yang kami produksi ini kami buat masih dengan cara manual dan tanpa pengawet. Jadi itula kenapa ketika rotinya sudah masak kami diamkan sehari untuk dianginkan agar roti tidak jamuran setelah itu langsung kami pasarkan,\" tambah Sisma. Untuk saat ini pemasaran roti dilakukan di sekitaran Provinsi Bengkulu, seperti Manna, Seluma, Padang Guci, Bengkulu Utara Kota Argamakmur sampai Ketahun dan Lubuk Linggau. \"Ya untuk memasarkannya itu suami saya langsung yang berkeliling ngampaskan roti di sekitaran Provinsi Bengkulu atau paling jauh di Lubuk Linggau,” tambah Sisma. Sisma dan suami keduanya memang sama sama fokus saling membantu dan mengerjakan pembuatan toko roti ini. \"Kami suami istri pekerjaan nya di toko roti ini la, dulu suami saya memang perna bekerja di roti Saimen tapi bukan bagian masak, nah aku dulu pernah ikut kursus masak di Palembang dari kursus situ dapat banyak ilmu tentang kue ataupun tepung tepung. Dan sejak dapat keahlian itu memutuskan untuk buat toko sendiri,\" tambah Sisma Toko Sari Roti milik Sisma dahulunya sempat berhenti memproduksi roti. Awal mulanya dibangun tahun 2007, namun tahun 2011 Sisma mengalami musibah. Anaknya meninggal toko rotinya sempat tutup. Dia kembali memproduksi roti diawal tahun 2020. \"Karena saya tu bosan nggak ada kerjaan, mau tidur bosan terus tidak ada kegiatan saya akhirnya buka toko roti lagi. Selain itu tuntutan juga membuat saya membuka roti ini lagi, anak saya masih ada tiga lagi semuanya sekolah dan itu butuh biaya,\" kata Sisma. Adapun  kendala dalam pembuatan roti yang sering dihadapi Sisma yaitu bahan bahan dasar pembuatan roti yang sering sekali naik. \"Satu bulan ini aja sudah tiga kali tepung naik, gas yang tinggi juga kemrne dari 150 menjadi 170. Na kalauada bahan dasanrya sudah naik mau tidak mau kami juga terpaksa menaikan harga rotinya,\" kata Sisma. Harapan kedepannya semoga kedepan toko roti semakin maju, tambah banyak peminatnya dan tersebar bukan hanya di provinsi Bengkulu tapi juga diluar Provinsi Bengkulu. \"Kami juga memilih bahan bahan yang bagus. ya untuk menghasilkan roti yang bagus itu bahannya juga harus bagus, tepung pembuatan roti itu juga tepung yang berprotein tinggi, dengan kualitas roti yang bagus kami berharap nanti roti kami bisa sangat terkenal,\" harap Sisma. (CICI/MG8)

Tags :
Kategori :

Terkait