BENGKULU, bengkuluekspress.com - Perekonomian Indonesia terporak-poranda sejak diumumkan pandemi Corona Virus Diasase (Covid-19) masuk ke Tanah Air pada Maret 2020 lalu. Sektor perekonomian masyarakat baik sekala besar maupun Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) babak belur dihantam virus yang berasal dari Wuhan Cina itu. Bahkan, banyak usaha-usaha di berbagai bidang yang terpaksa gulung tikar dan mem-PHK para karyawannya akibat pandemi. Seluruh masyarakat pun, bahu membahu meningkatkan kesadaran dan membantu sesama dalam penanganan virus Covid-19. Meski Pandemi covid-19 melanda Tanah Air membuat pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia tumbuh pesat. Selama pandemi, sektor ekonomi digital menyumbang pertumbuhan ekonomi cukup besar. Peluang ini banyak dimanfaatkan para kaum rebahan yang dalam istilah anak milenial cukup tidur tanpa keluar rumah untuk mendulang rupiah dengan memanfaatkan perkembangan teknologi di era saat ini. Seperti halnya yang dilakukan Muhammad Rafid Gatam salah satu mahasiwa perguruan tinggi negeri di Kota Bengkulu. Selama pandemi covid-19 kerjaannya hanya rebahan tapi punya penghasilan. Bahkan penghasilannya cukup menggiurkan dari trading saham di pasar modal. \"Awal-awal pandemi, memang IHSG (Indek Harga Saham Gabungan) sempat anjlok karena rupiah melemah. Tetapi, karena kuliah juga WFH, saya lebih banyak mendalami bagaimana membaca grafik saham agar one day one profit seperti saat ini,,\" kata pria 21 tahun itu, Jumat (19/11). Mahasiswa jurusan Hukum itu menceritakan awal mula dirinya tertarik di dunia saham ketika SMA, ia melihat teman-temannya yang lebih dulu berinvestasi di pasar saham. Sejak dua tahun terakhir ini, dirinya mulai berinvestasi yang awalnya dengan modal kecil dengan target profit ratusan ribu yang membuatnya cukup merugi. \"Memang pas pertama main saham langsung maksa trading tetapi karena belum ada bekal masih merugi. Seiring berjalannya waktu sharing dan ikut diskusi sesama akhirnya bisa profit,\" tuturnya. Pria berkacamata itu mengaku, saat ini penghasilannya dari trading saham bisa mencapai jutaan hingga puluhan juta setiap harinya yang bisa sambil rebahan dan sambil bersantai dirumah. \"Sambil rebahan, makan, main dan santai dirumah memantau market di pasar saham. Biarkan uang yang bekerja untuk kita jangan kita bekerja untuk uang,\" ungkapnya. Namun, ia mengajak kaum muda jangan hanya menjadi kaum rebahan yang tidak menghasilkan. Jadikan rebahan sebagai agen perubahan dimasa mendatang. \"Karena diera kemajuan teknologi generasi muda lah yang mampu memahami perkembangannya,\" kata pria berkamata itu. Ia menyarankan, jika milenial yang henda mengikuti jejaknya masih pemula, bisa memulai dari investasi saham yang memiliki risiko rendah alias saham bluechip. Sekarang banyak bermunculan investasi saham dengan modal kecil dan minim risiko. \"Jadi, bisa mencobanya jangan buru-buru memilih saham gorengan alias saham dengan risiko tinggi tapi belum punya ilmu dan pengalaman ya, bisa kacau nantinya,\" ajaknya. Investor Saham Naik Drastis Kepala Bursa Efek Indonesia (BEI) Perwakilan Bengkulu Bayu Saputra mencatat jumlah investor Bengkulu yang terlibat dalam transaksi di pasar modal naik drastis hingga tiga kali lipat. \"Saat ini jumlah investor Bengkulu yang terlibat dalam transaksi di pasar modal sebanyak 28.816 investor atau naik drastis dari tahun 2020 yang hanya 16,526 orang,” kata Bayu. Jumlah investor Pasar Modal naik signifikan sebesar 74.4 persen dibanding akhir tahun 2021. Diantaranya investor saham meningkat sebesar 59,5 persen. Jumlah SRE (akun saham) meningkat sebesar 62,2 persen di tahun 2021. \"Rata-rata investor/trader aktif per bulan yang bertransaksi di Pasar Modal pada tahun 2021 naik signifikan sebesar 91,1 persen,” ujarnya. Nilai transaksi saham investor di Bengkulu pada bursa efek selama tahun 2021 tercatat mencapai Rp2,3 triliun, meningkat dari tahun sebelumnya yang hanya Rp2,07 triliun. Sedangkan, jumlah frekuensi transaksi saham yang dilakukan oleh investor di Bengkulu sebanyak 722.878 kali. Mayoritas investor saham di Bengkulu berstatus sebagai pelajar/mahasiswa sebanyak 37 persen dan pegawai swasta 28 persen. Dengan presantase mayoritas investor saham merupakan laki-laki sebanyak 60 persen. \"Sementara, sebanyak 74 persen investor saham di Bengkulu berusia di bawah 30 tahun,\" jelasnya. \"Sebagian besar jenis efek yang dimiliki oleh para investor adalah saham 66 persen,\" tuturnya. Dampak Pandemi Takut Inflasi Selain itu, pebisinis jual beli mini gold atau emas kecil Febri Fitri Pane mengaku, selama pandemi bisinis jual beli emas mini yang dijalaninya sejak ldua tahun terakhir berkembang pesat dan banyak diminati masyarakat. \"Justru masuk pandemi dan rupiah melemah, banyak masyarakat khususnya di Provinsi Bengkulu menginvestasikan uangnya ke emas. Mereka takut nilai rupiah yang sempat anjlok terdampak inflasi,\" ujar kepala cabang EOA Gold itu. Wanita berhijab itu mengaku, selama pandemi, baik agent penjual emas maupun masyarakat yang menginvestasikan rupiahnya menjadi emas cukup banyak. Hal itu, lantaran harga emas naik tinggi sedangkan nilai rupiah terus melemah. \"Tercatat untuk agen atau member penjual emas di Bengkulu sudah 110 orang,\" ungkapnya. Sedangkan, sambungnya untuk masyarakat yang berinvestasi mungkin sudah ratusan bahkan ribuan orang. Karena, sejak mulai bisnis dua tahun terakhir ini, para member sudah menjual emas mini lebih dari 10 kg di Provinsi Bengkulu. Menurutnya, untuk penghasilan yang didapatnya saat ini mencapai puluhan juta setiap harinya dengan pemasarannya sendiri selama pandemi mereka cukup menggunakan sosial media. Namun ada juga beberapa melakukan sharing session diskusi bareng untuk mengajak masyarakat untuk berinvestasi emas. \"Untuk incomt dari bisnis emasnya bisa puluhan juta dalam sehari dan para agen maupun masyarakat yang ingin berinvestasi emas terus bertambah setiap bulannya,\" jelasnya. Ajak UMKM Naik Kelas Sementara itu, Kepala Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Bengkulu, Erdiwan meminta agar pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) memanfaatkan teknologi dalam menyiasati peluang usaha dikala pandemi, lantaran masyarakat malas beraktivitas di luar rumah. \"Masyarakat saat ini ingin bertransaksi, tetapi malas bergerak karena membatasi diri selama Covid-19. Ini menjadi peluang bagi pelaku usaha memanfaatkan teknologi digital,\" dalam keterangannya beberapa waktu lalu. Peluang digital itu, kata dia, dapat dimanfaatkan para pelaku UMKM, terutama oleh 200 ribu usaha terdampak pandemi virus dari Wuhan Cina itu. Apalagi, Erdiwan melihat juga saat ini tren, UMKM digital di Bengkulu mengalami pertumbuhan lebih dari 10 persen. \"Dengan pandemi ini ada hikmahnya. UMKM bisa memasarkan produknya melalui digital atau online. Jadi UMKM Bengkulu bisa bertransformasi,\" tutupnya. (HBN)
Mendulang Cuan Ala Kaum Rebahan
Jumat 19-11-2021,15:13 WIB
Editor : Rajman Azhar
Kategori :