CURUP, bengkuluekspress.com - Terkait dengan ketersedian beras di gudang Bulog Cabang Rejang Lebong. Kepala Perum Bulog Cabang Rejang Lebong, Muhammad Ade Saputra mengungkapkan stok beras yang ada saat ini cukup hingga awal tahun 2021 mendatang.
\"Dengan stok beras yang ada saat ini sebanyak 930 ton, maka estimasinya cukup selama 4 bulan kedepan atau hingga awal tahun 2021,\" terang Ade.
Jumlah tersebut, menurut Ade tidak hanya cukup untuk Kabupaten Rejang Lebong saja melainkan juga dua kabupaten yang menjadi wilayah kerja Bulog Cabang Rejang Lebong yaitu Kabupaten Lebong dan Kepahiang.
Dari 930 ton tersebut, menurut Ade dibagi dalam dua jenis yaitu bereas medium yaotu untuk Beras Cadangan Pemerintah (BCP) sebanyak 700 ton sedangkan sebanyak 230 ton lagi merupakan beras premium yaitu beras untuk kebutuhan komersil yang dijual Perum Bulog Cabang Rejang Lebong kepada masyarakat ditiga kabupaten.
\"Selain ada 930 ton yang sudah ada digudang saat ini kita juga tengah melakukan persiapan untuk penambahan sebanyak 500 ton lagi,\" tambah Ade.
Terkait dengan harga beras sendiri, khususnya di Kabupaten Rejang Lebong, menurut Ade saat ini masih terbilang stabil. Stabilnya harga beras di Kabupaten Rejang Lebong disebabkan beberapa faktor seperti karena baru selesai musim panen. Kemudian karena daya beli masyarakat yang turun di masa pandemi serta karena pemerintah telah mengucurkan bantuan sembako khususnya besar kepada masyarakat yang terdampak pandemi Covid-19.
Di sisi lain terkait dengan ketersediaan bahan sembako lain di gudang Bulog Cabang Rejang Lebong. Menurut Ade untuk minyak goreng saat ini masih ada sebanyak 4,5 ton, kemudian gula pasir sebanyak 14 ton, tepung terugu sebanyak 9 ton. Khusus untuk daging beku menurutnya saat ini masih dalam perjalanan sebanyak 6 ton.
\"Untuk daging beku kemungkinan besar baru tiba di gudang kita pada Sabtu (14/11) besok,\" terang Ade.
Ade mengaku dalam beberapa waktu terakhir stok daging beku di gudang Perum Bulog Cabang Rejang Lebong sempat kosong. Hal tersebut karena stok di Bulog pusat juga terkendala karena daging beku yang merupakan daging kerbau tersebut diekspor dari luar negari. Proses ekspornya masih terdampak pandemi sehingga datangnya terlambat. (251)