KEPAHIANG, bengkuluekspress.com - Sigit Prihatin (29), warga Desa Kampung Bogor Kecamatan Kepahiang Kabupaten Kepahiang merasa kecewa dengan pihak Bank Negera Indonesia (BNI) Cabang Kepahiang. Pasalnya, dirinya merasa dipermainkan oleh karyawan BNI Cabang Kepahiang ketika mengajukan pencairan dana bantuan prakerja yang diterima istrinya Rino Iraika. Meskipun sudah menunjukkan KTP suami istri, surat kuasa dari istri, namun pihak BNI Cabang Kepahiang tetap menolak memproses pencairan dana bantuan pemerintah pusat tersebut. \"Awalnya saya datang ke bank untuk menyampaikan tujuan kepada satpam yang jaga, katanya bisa pak pakai surat kuasa. Saya sudah bolak balik karena mengurus berkasnya, kemudian datang lagi ke bank, namun katanya maaf pak dari atasan ada perubahan harus orang yang bersangkutan,\" ujar Sigit.
Selain itu, sambung Sigit, istrinya sebagai penerima bantuan juga tidak dapat mencairkan dana lewat Anjungan Tunai Mandiri (ATM). Karena sewaktu pembukaan rekening bank, pihak BNI Cabang Kepahiang tidak memberikan ATM kepadanya. \"Bagaimana mau cairkan lewat ATM, kita saja tidak ada ATM-nya,\" ucap Sigit.
Ia mengatakan, istrinya sekarang berkerja sebagai pengasuh anak-anak dan hanya memiliki waktu libur Sabtu dan Minggu setiap pekannya. Sehingga tidak bisa datang ke bank untuk mencairkan dana yang didapat dari pemerintah tersebut. \"Sekarang kerja menjaga anak-anak di Tebat Monok. Libur hanya Sabtu dan Minggu, sedangkan bank itu tutup kalau hari libur, makanya saya yang dikuasakan mengurusnya,\" tuturnya.
Dikonfirmasi Senin (19/10), pimpinan BNI Cabang Kepahiang melalui Customer Service, Paula mengakui, adanya penolakan pencairan dana prakerja salah satu nasabahnya. Penarikan dana tidak bisa diproses, karena yang mengurus atau mengajukan pencairan bukan nasabah bersangkutan, melainkan suaminya. \"Itu tadi nasabah datang mau melakukan penarikan, dengan kondisi buku tabungan ada , tetapi kartu ATM tidak ada. Jadi kita tidak bisa proses, karena untuk verifikasi diteller itu menggunakan kartu ATM pak,\" ungkap Paula.
Lebih lanjut Paula berdalih, saat Rino Iraika membuka buku rekening beberapa waktu lalu, kebetulan stok kartu ATM BNI di kantornya sedang kosong. Sehingga harus menunggu beberapa minggu baru bisa mengambil kartunya dan pihak BNI berdalih sudah memberikan penjelasan kepada nasabahnya. \"Waktu ibu Rino cetak buku rekening sudah dijelaskan kartu ATM habis, kita harus melakukan pemesanan, kartu itu ada instan dan reguler. Bapak ini kita masukan pemesanan Rino cetak buku bukan sama saya pak, waktu cetak buku sudah dijelaskan, bisa diwakilkan jika ada kartunya,\" tutur Paula.
Paula juga menilai, jika Sigit Prihatin juga emosian waktu mengurus pencairan dana di BNI. Sehingga marah karena pengajuannya tidak dapat diproses pihak BNI Cabang Kepahiang. \"Kayaknya tadi bapaknya emosi pak, mohon maaf pak inikan dana bantuan,\" tutupnya. (320)