Saat dihadang, Wawan yang berperawakan tinggi besar mencoba melawan rampok tersebut. Tiba-tiba rampok tersebut mengeluarkan senjata api dan menembak kaki kiri Wawan. Mendapati tembakan itu membuat Wawan mengerang kesakitan. Pun begitu tak membuatnya melepaskan tas berisi uang yang disandangnya. Wawan masih terus memberikan perlawanan. Ironisnya, letupan suara senjata api itu tak begitu terdengar karyawan maupun warga di kantor pos. Hiruk pikuk suasana kantor Pos menyamarkan suara tembakan tersebut. Melihat Wawan yang begitu gigih mempertahankan tas tersebut, pelaku kembali menembak. Dooorrr...dor!!!. Dua kali tembakan lagi menembus perut dan punggung kanan, membuat Wawan tersungkur berlumuran darah di tepian jalan menuju gudang. Barulah warga dan karyawan PT Pos tersentak mendengar 2 kali bunyi letupan senpi rampok. Namun sayang, pelaku telah berhasil kabur merampas tas berisi uang itu dari lengan Wawan. Melihat kondisi Wawan yang terkapar, warga dan karyawan setempat mencoba menyelamatkan dengan melarikannya ke RS Rafflesia. Namun luka tembak dan pendarahan hebat yang dialami Wawan, membuat nyawanya tak bisa diselamatkan. \"Saat itu saya lihat ada satu satpam terkapar dan berlumuran darah,\" kata Seran (42), salah seorang warga melihat kejadian.
Istri Simpanan Kepolisian yang mendapati laporan perampokan bergerak cepat turun ke lapangan. Maklum ini merupakan perampokan terbesar tahun ini, terlebih lagi sampai merenggut korban jiwa. Kapolda Bengkulu Brigjen Pol Drs Burhanudin Andi MH pun memberikan atensi khusus dengan turun ke lokasi dan memerintahkan jajarannya menuntaskan kasus tersebut. Tampak sekitar pukul 17.00 WIB, Kapolres AKBP H Joko Suprayitno langsung memimpin jajaran Buser dan olah TKP. Tim Buser pun bergerak melakukan penggeledahan Losmen A Yani Jalan Sutoyo Padang Jati. Ada indikasi para pelaku sempat tinggal di lokasi tersebut. Ternyata dugaan itu benar.
Penggeledahan menemukan 1 unit senjata api jenis pistol FN berikut 11 butir peluru FN dan 49 butir peluru revolver di salah satu kamar losmen. Motor Yamaha Mio BD 5743 EW yang digunakan saat merampok juga ditemukan. Para pelaku mengganti sepeda Mio Soul warna Merah dengan BD 4336 EN untuk kabur usai merampok. Tak hanya itu, kepolisian juga mengamankan seorang wanita berinisial EE (39), pemilik kafe di kawasan Pantai Panjang yang diduga istri simpanan pelaku.
Pengembangan terus dilakukan, tepat pukul 18.00 WIB di Kelurahan Lempuing di kediaman EE, kepolisian berhasil mengamankan satu baju PNS yang diduga merupakan milik pelaku. Di dalam kantong baju tersebut ditemukan 9 butir proyektil aktif. Kepolisian pun bergerak ke salah satu rumah di Jalan Tulang Bawang Padang Harapan yang diduga tempat persembunyian pelaku. Polisi turun dengan kekuatan penuh. Sedikitnya 30 polisi berseragam dan berpakaian preman dengan senjata lengkap mengepung rumah tersebut. Proses penggeledahan berlangsung menegangkan. Para polisi bersiaga penuh dengan senjata laras panjang yang telah terkokang. Tak sedikit pula yang mengambil posisi tiarap dengan senjata terarah. Namun sayang pelaku tak ditemukan. Ramainya polisi yang mengepung rumah tersebut sempat menarik perhatian warga sekitar. Namun warga hanya berani melihat dari jauh sebab khawatir terjadi hal yang tidak-tidak. Informasi yang berkembang para pelaku merupakan anggota disersi. Pelaku memang kerap terlibat di sejumlah aksi kejahatan, termasuk saat masih aktif di korpsnya. Namun belum diketahui jenis senjata api yang digunakan pelaku untuk menghabisi satpam PT Pos. Ini lantaran kepolisian belum berhasil menemukan proyektil yang bersarang di tubuh korban. Kesimpulan sementara senjata pelaku merupakan senjata laras panjang. Saat ditemui di lokasi kejadian, Kapolda Bengkulu Brigjen Pol Drs Burhanudin Andi MH didampingi Kapolres Bengkulu AKBP H Joko Suprayitno SST MK menegaskan pihaknya terus melakukan pengejaran para pelaku. \"Kita duga pelaku ini telah lama mengintai. Mereka terbilang cukup berani,\" terang Kapolda yang akrap disapa Daeng tersebut. Kapolda menyesalkan penyetoran uang dalam jumlah besar tanpa pengawalan kepolisian. Padahal pengawalan tersebut tidak dipungut biaya. \"Hendaknya ini dijadikan pelajaran semua pihak. Jangan anggap enteng,\" pungkasnya.(333)