KOTA BENGKULU, bengkuluekspress.com - Sering kali orangtua merasa malu atau marah bila mengetahui anaknya menjadi korban pelecehan seksual, apalagi bila dilakukan oleh orang dekat mereka.
Dalam kondisi anak yang mengaku tentang kejadian pelecehan yang dialaminya, peran orangtua adalah menghadapi kasus ini dan mengambil alih masalahnya. Orangtua sangat berperan penting untuk memulihkan kondisi kejiwaan anak.
Hal itu dikatakan Kepala UPTD PPA Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPPAPP dan KB) Provinsi Bengkulu, Ainul Mardianti menyikapi kasus pelecehan terhadap korban 2 orang anak SDIT Rabbani oleh oknum gurunya sendiri, kemarin (19/11/19).
Selain itu, pihaknya juga sudah turun langsung melakukan pendampingan terhadap kasus yang dialami para korban di Polres Bengkulu.
\"Ya dalam kasus yang terjadi di Bengkulu ini, janganlah kita menyudutkan korban dan keluarga korban. Siapa sih yang mau anaknya jadi korban kan gitu. Kejadian itu pasti membuat efek trauma terhadap korban dan rasa takut mendalam bagi orang tuanya. Nah disinilah tugas kami pemerintah hadir dalam melakukan pendekatan kepada korban dan keluarganya,\" ucapnya saat ditemui bengkuluekspress.com, Selasa (19/11/19).
Tambahnya, orangtua sangat berperan penting untuk memulihkan kondisi kejiwaan anak. Beberapa hal yang dibutuhkan seorang anak ketika dia berani menyampaikan kejadian pelecehan seksual yang dialaminya harus dilalakukan dengan perasaan aman serta nyaman dan dukungan kepadanya atas apa yang telah dikatakannya. Orangtua harus tetap tenang dan menjadi orang yang bisa dipercayai untuk membantu dia melewati masalah ini dan jangan menyalahkan ataupun memarahi anak atas peristiwa yang terjadi.
\"Buruknya, jika pendekatan kepada anak tidak dilakukan secara benar dapat mengakibatkan trauma jangka panjang bahkan menyebabkan ketakutan yang tidak beralasan. Sebagai langkah pencegahan, baiknya anak-anak diberi tahu dan dikenalkan bagian-bagian privasi yang mana yang boleh dipegang orang lain dan yang mana yang tidak,\" tutupnya.(Imn)