KOTA MANNA, Bengkulu Ekspress- Pemda Bengkulu Selatan (BS dan warga Desa Pagar Dewa, Kota Manna saat ini mengharapkan dukungan dari Gubernur Bengkulu, Dr H Rohidin Mersyah untuk menuntaskan masalah lahan lapangan terbang (lapter) 2 Padang Panjang dengan pihak TNI AU. Pasalnya sejak puluhan tahun lalu hingga saat ini masalah tersebut belum juga tuntas.“ Pemda BS dan masyarakat BS sangat berharap Pak Gubernur Bengkulu dapat menyelesaikan masalah lapter II ini,” kata Asisten 1 Bupati, Yunizar Hasan SH MAP.
Yunizar mengatakan, saat ini di lapter dua sudah menjadi komplek perkantoran milik Pemda BS. Tidak hanya itu ada juga asrama Akbid, kemudian ada kantor Pengadilan Agama BS. Serta gedung olahraga dan Stadion Padang Panjang serta sirkuit semi permanen. Tidak hanya itu, di Desa Pagar Dewa sudah banyak berdiri rumah warga. Desa tersebut merupakan desa permanen yang berada dalam wilayah Kota Manna. Sehingga dirinya berharap, agar nanti lahan tersebut bisa dihibahkan ke BS.“ Saat ini statusnya masih pinjam pakai,kami berharap nanti bisa dihibahkan ke Pemda BS,” ujarnya.
Yunizar menambahkan, upaya untuk mendapatkan lahan tersebut, baru-baru ini, pemda BS bersama perwakjlan Masyarakat Pagar Dewa sudah menggelar rapat bersama Gubernur Bengkulu di Kantor Gubernur Bengkulu. Dalam pembahasan tersebut mengharapkan Gubernur Bengkulu dapat menyelesaikan konflik tersebut.
“ Masyarakat BS sangat mengharapkan pak Gubernur mampu menyelesaikan masalah lapter II ini,” harap Yunizar usai rapat bersama perwakilan warga Pagar Dewa di ruang kerjanya, Kamis (7/11).
Ketua BPD Desa Pagar Dewa, Kota Manna Zairin Mulyadi mengatakan saat ini warga desanya sangat mengharapkan Pak Gubernur mampu menyelesaikan masalah tersebut. Sebab dengan adanya permasalahan itu, masyarakat di desanya tidak tenang. Terlebih lagi, baru-baru ini ada warganya dilarang membangun rumah mereka, dengan alasan belum mendapat izin pihak TNI AU.Padahal lahan tersebut benar-benar milik warga.
“ Saya mewakili masyarakat desa pagar dewa sangat berharap Pak Gubernur bisa menuntaskan lahan tersebut, agar warga kami tenang mendiami rumah di lokasi yang diklaim pihak TNI AU menjadi lahan mereka,” harap Zairin. (369)