BENGKULU, Bengkulu Ekspress- Kabut yang terjadi beberapa terakhir ini hari di Kota Bengkulu menyebabkan terganggunya maskapai penerbangan di Bandara Fatmawati Soekarno. Hal itu disebabkan jarak pandang hanya 100 sampai 1000 meter, sedangkan untuk penerbangan sendiri jarak pandang harus mencapai 2000 meter.
Terkait dengan kejadian ini, Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG kelas III Fatmawati Soekarno, Warjono mengatakan hal ini disebabkan oleh cuacca dingin di malam hari yang menimbulkan kabut dipagi hari.
\"Ya ini ada hubungannya dengan cuaca dingin di malam hari yang membuat kabut timbul dan pada pagi hari,\" jelasnya, kemarin (24/10).
Menurutnya, kabut tersebut disebabkan oleh penguapan dan ada proser pendinginan yang sangat dingin ketika malam hari. Kabut masih akan berpotensi setiap hari selama cuaca msih cerah dan dingin ketika malam hari.\"Kita tidak mengetahuinya sampai kapan kabut ini hilang, yang jelas kita hanya minta agar warga Bengkulu untuk berhati-hati dalam menggunakan kendaraan karena kabutnya lumayan tebal,\" jelasnya.
Ia mengatakan, akibat kabut, Kamis pagi (24/10), salah satu maskapai penerbangan gagal melakukan take off. Hal ini disebabkan oleh tebalnya kabut asap yang terjadi di daerah Bandara Fatmawati Bengkulu.\"Pada saat itu, jarak pandang hanya berkisar 100 meter sampai dengan 1.000 meter, sedangkan ketentuan yang sesuai dengan SOP penerbangan, pesawat hanya bisa take off atau lepas landas apabila jarak pandang 2.000 meter,\" jelasnya.
Ia juga mengaku kabut ini tidak ada kaitannya dengan kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di Sumatera Selatan, karena untuk kahutla di Palembang sudah bisa diatasi sehingga tidak sampai ke Bengkulu.\"Memang beberapa hari yang lalu pernah ada kabut asap yang merupakan kiriman dari Palembang, tetapi untuk kabut yang sekarang ini terjadi di Kota Bengkulu bukan karena kahutla, tetapi murni karena cuaca dingin di malam hari yang membuat kabut pada pagi harinya,\" pungkasnya. (529)