AP II Kelola Bandara Fatmawati
JAKARTA, Bengkulu Ekspress - PT Angkasa Pura II (Persero) (AP II) dalam waktu dekat akan mengoperasikan tiga bandara yang terletak di Tanjung Pandan, Bengkulu dan Lampung, melalui skema Kerja Sama Pemanfaatan Aset Barang Milik Negara. Bandara-bandara tersebut adalah HAS Hanandjoeddin (Tanjung Pandan, Belitung), Fatmawati Soekarno (Bengkulu), dan Radin Inten II (Lampung).
Adapun saat ini ketiga bandara tersebut masih dibawah pengelolaan Kementerian Perhubungan. Di samping itu, tiga bandara itu merupakan aset negara sehingga pengalihan pengelolaan ke Angkasa Pura II juga memerlukan persetujuan dari Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Kementerian Keuangan.
VP of Corporate Communication Angkasa Pura II Yado Yarismano mengatakan proses pengalihan pengelolaan bandara-bandara ke Angkasa Pura II berlangsung lancar. “Pembahasan telah dilakukan antara lain melibatkan Angkasa Pura II, Kementerian Perhubungan, Kementerian Keuangan, Kementerian BUMN, dan pihak lainnya di mana kami semua tergabung di dalam Tim Kerja Sama Pemanfaatan [KSP].”
“Sejauh ini pembahasan berjalan lancar dan kami harapkan selangkah lagi pada tahun ini Angkasa Pura II resmi menjadi pengelola Bandara HAS Hanandjoeddin di Tanjung Pandan, Fatmawati Soekarno di Bengkulu, dan Radin Inten II di Lampung,” jelas Yado
Presiden Joko Widodo juga pernah meminta agar pengelolaan Bandara Radin Inten II di Lampung diserahkan dari Kemenhub ke Angkasa Pura II. Kepala Negara mengatakan hal itu saat meresmikan Bandara Radin Inten II pada Maret 2019. “Diserahkan saja ke AP II agar pengelolaan, pengembangan lebih cepat,” ujar Presiden.
Presiden juga mengatakan pengelolaan oleh AP II akan mendatangkan lebih banyak penerbangan. “Pengelolaan oleh AP II akan membuat penerbangan lebih banyak,” jelas Kepala Negara. Selain terkait dengan operasional, pengelolaan tiga bandara itu oleh Angkasa Pura II melalui pola KSP Aset Barang Milik Negara itu akan menghemat Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
“Belanja modal dan biaya operasional tiga bandara itu nantinya berasal dari Angkasa Pura II, sehingga APBN bisa dialokasikan untuk hal lain. Pemerintah juga akan mendapat pendapatan tetap, pembagian keuntungan, penambahan aset baru serta tetap memiliki aset eksisting bandara tersebut,” ungkap Yado Yarismano.
Angkasa Pura II juga sudah memiliki rencana investasi senilai Rp1,5 triliun untuk 30 tahun ke depan di tiga bandara itu.Investasi tersebut untuk pengembangan Di Bandara HAS Hanandjoeddin yakni antara lain pembangunan terminal baru dan perluasan terminal eksisting untuk mengakomodir maksimal 6 juta penumpang hingga 30 tahun mendatang.
Sementara itu, di Bandara Radin Inten II (Lampung) pengembangan antara lain dilakukan di sisi udara yaitu untuk overlay runway secara berkala serta pembangunan dan rehabilitasi fasilitas bandara.Pengembangan juga akan dilakukan AP II di Bandara Fatmawati Soekarno (Bengkulu) yakni pembangunan terminal baru dalam dua tahap guna mengantisipasi pergerakan 5,6 juta penumpang dalam 30 tahun mendatang.
Gubernur Bengkulu, Dr H Rohidin Mersyah mengatakan, dalam waktu dekat, pembahasan anggaran oleh Kemenkue selesai dilakukan tahun ini. \"Insyallah, tahun ini sudah dikelola oleh PT AP II,\" terang Rohidin kepada BE.Bahkan hasil koordinasi dengan pemerintah pusat, menurut Rohidin tim yang tergabung dalam Tim Kerja Sama Pemanfaatan (KSP) yaitu Angkasa Pura II, Kementerian Perhubungan, Kementerian Keuangan, Kementerian BUMN, dan pihak lainnya terus melakukan pembahasan.
Mengingat, penyerahaan pengelolahan bandara itu tidak hanya di Bengkulu, tapi juga untuk Bandara di Tanjung Pandan Belitung (HAS Hanandjoeddin) dan di Lampung (Radin Inten II) segera dikelola PT Angkasa Pura II (Persero). \"Jadi memang ada tiga bendara yang akan diserahkan nantinya,\" tambahnya.
Rohidin mengatakan, untuk tiga bendara itu, PT Angkasa Pura II (Persero) berencana akan mengalokasikan anggaran investasi senilai Rp1,5 triliun untuk 30 tahun ke depan. Anggaran cukup fantastis untuk pengembangan bandara bertaraf internasional pada tahap awal. \"Alokasi anggaran sudah disiapkan oleh PT AP II dalam pengembangan bandara,\" ungkap Rohidin.
Dalam pengembangan yang direncanakan itu, mulai dari pembangunan terminal baru dalam dua tahap. Hal itu dilakukan guna mengantisipasi pergerakan 5,6 juta penumpang dalam 30 tahun mendatang mendatang. Selain itu, juga ada rencana pelebaran halaman parkir umum dan parkir pesawat. Serta landasan pacu pesawat yang akan dilakukan perpanjangan. \"Itu rancangan yang akan dilakukan oleh PT AP II nantinya,\" paparnya.
Sampai saat ini, pemerintah pusat, lanjut Rohidin sangat mendukung upaya tersebut. Sebab, jika bandara itu dikelolah oleh pemerintah dan mengandalkan anggaran pemerintah maka akan lama berkembang. Namun jika sudah dikelolah oleh pihak swasta ataupun BUMN maka, percepatan pengembangan itu bisa dilakukan. \"Pemerintah pusat sangat merespon positif agar pengembangan bandara Fatmawati segera bisa dilaksanakan,\" tutup Rohidin. (151)