DLH Turunkan 70 Personel
BENGKULU, Bengkulu Ekspress - Festival Tabut 2019 menjadi daya tarik ribuan masyarakat untuk datang, baik menikmati festival maupun berbelanja barang dan makanan. Karena banyaknya pengunjung, maka sampah yang dihasilkan juga cukup banyak, yakni mencapai 25 hingga 30 meterkubik atau sekitar 8 ton per hari. Kebanyakan sampah tabut adalah sampah plastik bekas bungkus pakaian, bekas bungkus makanan dan banyak juga sisa makanan.
Hal tersebut disampaikan Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bengkulu, Syarnubi melalui Kabid Persampahan, Rusman Efendi, Kamis (5/9).\"Dalam satu hari setidaknya ada 20 sampai 25 meterkubik sampah dari area Festival Tabut,\" jelasnya.Untuk membersihkan sampah tersebut, DLH Kota Bengkulu menurunkan lebih kurang 70 orang petugas kebersihan. Petugas tersebut dibagi menjadi petugas penyapu, sopir truk sampah dan mengangkut sampah.
Untuk mengangkut sampah, DLH menyiapkan tiga unit dump truk dan dua unit pickup. Petugas mulai membersihkan area Festival Fabut pukul 06.00 WIB sampai selesai sekitar pukul 10.00 WIB. \"Petugas ada 70 orang, ada yang menyapu, mengangkut sampah dan sopir. Mulai kerja pukul 6 sampai selesai,\" imbuh Rusman.
Untuk memudahkan petugas kebersihan membersihkan sampah, di dalam area Festival Tabut panitia sudah menyiapkan puluhan kotak sampah terbuat dari drum bekas. Jumlah sampah area festival tabut diperkirakan meningkat dari tahun lalu. Jika tiga hari saja sudah mencapai angka 75 meterkubik, sampah akan terus bertambah sampai puncak festival tabut yakni tabut tebuang.
Meski demikian, petugas kebersihan memastikan siap membersihkan seluruh sampah, agar area Festival Tabut bebas sampah ketika sedang ramai didatangi masyarakat.\"Tiga hari pertama ini saja sudah meningkat, besar kemungkinan jumlah sampah tahun ini meningkat dibanding tahun lalu,\" pungkasnya.
Kesadaran Buang Sampah Masih Rendah
Kesadaran masyarakat Kota Bengkulu membuang sampah pada tempatnya masih rendah. Terbukti masih adanya masyarakat tertangkap tangan membuang sembarangan oleh tim Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bengkulu, Kamis (5/9).
Salah satu warga yang tertangkap tangan adalah warga Kecamatan Singaran Pati Kota Bengkulu yang sedang membuang sampah di sekitaran Jalan Hibrida. Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bengkulu, Syarnubi melalui Kabid Persampahan, Rusman Efendi mengatakan, masih adanya masyarakat yang tertangkap tangan membuang sampah sembarangan menjadi salah satu parameter kesadaran masyarakat membuang sampah di tempat yang sudah disediakan masih sangat rendah.\"Secara umum masih sangat kurang kesadaran masyarakat buah sampah pada tempat yang sudah disediakan,\" jelas Rusman.
Masyarakat masih cukup berat membayar Rp 15 ribu sampai Rp 25 ribu perbulan untuk membayar sampah kepada petugas kebersihan yang rutin mengambil sampah di perumahan menggunakan mobil pickup. Menurutnya, nominal membayar sampah perbulan tersebut sudah cukup ringan. Dari pada harus membuang sampah sembarangan atau malas membuang sampah di tempat yang sudah disediakan karena jaraknya jauh dari rumah.\"Menurut kami angka Rp 15 sampai Rp 25 ribu sudah cukup membantu masyarakat membayar petugas kebersihan mengangkat sampah dari rumah ke rumah,\" imbuhnya.
Kembali lagi memang kesadaran masyarakat membuang sampah pada tempatnya harus ditingkatkan. Jika berbicara sanksi, sesuai dengan Perda nomor 5 tahun 2011, masyarakat yang kedapatan membuang sampah sembarangan mendapat hukuman kurungan 3 bulan atau membayar denda Rp 5 juta. Meski demikian, DLH memilih memberikan sanksi yang membangun kesadaran masyarakat agar tidak membuang sampah sembarangan.\"Nanti kita data lakukan pembinaan dan dilaporkan kepada lurah. Jika berdasarkan perda nomor 5, sanksinya bisa denda Rp 5 juta dan kurungan 3 bulan,\" pungkas Rusman.(167)