Ketua Komisi III DPRD Provinsi, Jonaidi, SP, MM mengatakan, pemangkasan anggaran dilakukan bukan hanya terhadap kegiatan pembangunan jembatan TAP saja, tetapi juga kegiatan lainnya, terutama fisik yang tersebar di 10 kabupaten/kota.
\"Sebenarnya bukan pemangkasan, tetapi hanya bersifat pegeseran saja yang tentunya dengan berbagai kajian dan pertimbangan,\" ungkap Jonaidi kepada Bengkuluekspress.com Jumat (23/8).
Menurut politisi Gerindra itu, khusus jembatan TAP yang dalam APBD murni tahun ini alokasi anggarannya berkisar Rp 19,9 miliar. Setelah pembahasan bersama mitra komisi anggarannya tersisa sekitar Rp 4,4 miliar lagi.
\"Sisa yang dimaksud menujukkan jika pembangunan jembatan TAP tetap dilakukan pada tahun ini, namun baru sebatas bangunan bagian bawah jembatan saja,\" kata Jonaidi.
Pemangkasan, lanjut Jonaidi, karena rencana pembangunan jembatan TAP sudah 3 kali gagal lelang, dan waktu yang tersisa pada tahun ini juga tidak memungkinkan lagi untuk menyelesaikan pekerjaan senilai Rp 19,9 miliar tersebut.
\"Jika dipaksakan Penunjukkan Langsung, apa ada perusahaan atau rekanan yang mau mengerjakannya dengan waktu yang tersisa?,\" tanya Jonaidi.
Jonaidi menambahkan, yang jelas pegeseran anggaran ini tidak hanya dilakukan pada jembatan TAP saja, tetapi juga pada beberapa kegiatan lain yang sebelumnya telah dialokasikan dalam APBD murni tahun ini.
\"Kegiatan yang anggarannya digeser tersebut, memang kegiatan yang tidak lagi memungkinan untuk selesai dalam tahun ini. Tak kita pungkiri, pegeseran diantaranya untuk bayar utang,\" terangnya.
Sebelumnya, anggota Komisi III DPRD Provinsi, Tantawi Dali, S.Sos, MM, meminta agar pembangunan jembatan TAP direalisasikan ataupun dimulai. Mengingat jembatan tersebut memiliki peran yang vital bagi masyarakat.
\"Setidaknya tahun ini pembangunan bagian bawah jembatan saja dulu. Sedangkan, sisanya dilanjutkan lagi tahun depan. Kalau tidak dimulai kapan lagi,\" tutup Ketua BK DPRD Provinsi Bengkulu ini. (HBN)