“Sebelum bronjong dibangun, mau sederas apapun sungai tidak ada sawah kami tergerus air, kami menduga sawah kami yang rusak tergerus air sungai ini karena pembangunan bronjong yang dibuat melintang seperti ini maka air sungai meluap dan akhirnya menghancurkan sawah kami,” ujar Yan Sohri, salah satu pemilik sawah, sembari menunjukkan kondisi sungai.
Yan Sohri, mengaku khawatir, jika bangunan bronjong ini tetap dibiarkan maka tidak menutup kemungkinan seluas 10 hektar sawah yang dialiri aliran sungai air mundu tersebut juga akan terbenam oleh aliran air. Kondisi ini dipastikan akan membuat gagal panen di lokasi tersebut.
“Saat ini hujan deras terus terjadi. Volume air tentu semakin meningkat dan masuk ke dalam areal persawahan. Akibatnya, sebagian areal persawahan terbawa oleh arus air karena tergerus air,” ujar Yan Sohri.
Untuk itu, Yan Sohri yang juga merupakan Sekretaris Desa tabarenah meminta agar pemerinh daerah melalui dinas terkait agar dapat membongkar bangunan bronjong tersebut. Sebelum, air terus menggerus dan merusak areal persawahan lainnya. “Ini jelas sudah salah perencanaan, jika tidak, maka tidak mungkin air malah merusak sawah kami disini. Padahal, tujuan pembuatan bronjong tersebut untuk membantu petani mendapatkan air, jika begini malah merusak saja,” ujar Yan Sohri.
Untuk diketahui, bangunan bronjong dibangun beserta dengan pembangunan irigasi tersier dibangun menggunakan dana DAK pertanian tahun anggaran 2012 lalu. Tepatnya, bangunan tersebut baru berusia lima bulan. Sebelumnya, sepanjang 7 meter dari 50 meter irigasi tersier di areal persawahan Dusun II Desa Tabarenah Kecamatan Curup Utara roboh. Tak hanya itu, dilokasi tersebut juga terdapat pembangunan bronjong sepanjang 15 meter yang diduga pembangunannya tidak sesuai peruntukan alias gagal perencanaan. Pasalnya, bronjong dibangun dengan kondisi melintang dibadan sungai aliran air mundu tersebut. Dikhawatirkan, jika debit air meningkat, khususnya pada musim penghujan, sejumlah areal persawahan yang berada tepat di sisi kanan sungai akan terbenam air.
Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) kegiatan pembangunan irigasi dan bronjong tahun anggaran 2012 Dinas Pertanian RL, Syafuan Efendi mengatakan, saat ini, bangunan irigasi yang roboh tersebut telah diperbaiki oleh pihak ketiga yang melaksanakan pekerjaan tersebut, CV Jaya Putra Lindo. \"Perbaikan sudah dilakukan. Pekerjaan tersebut merupakan kegiatan pembangunan tahun anggaran 2012 menggunakan dana DAK 2012 dengan nilai kontrak sebesar Rp. 74.772.000,\" ujar Safuan.
Mengenai permintaan warga yang meminta agar dilakukan pembongkaran terhadap bangunan bronjong di aliran air mundu tersebut, Safuan menjawab jika pembongkaran tersebut tidak akan dilakukan oleh pihaknya.
\"Bangunan itu tidak gagal perencanaan. Air meluap jika curah hujan tinggi saja, jika tidak air tidak akan meluap seperti saat sekarang ini,\" ujar Safuan. (999)