Daya Tarik Kota Pusaka Sejarah

Jumat 16-08-2019,11:00 WIB
Reporter : redaksi2
Editor : redaksi2

BENGKULU, Bengkulu Ekspress - Anggota DPD RI dari Dapil Bengkulu, Ahmad Kanedi memberikan dukungan atas pembangunan monumen Ibu Fatmawati di pusat kota Bengkulu, tepatnya di Simpang Lima. Rencana pembangunan patung Ibu Fatmawati sebagai wujud menjadikan Bengkulu Jaringan Kota Pusaka Indonesia (JKPI). Dia mengatakan, saat ia menjadi walikota, memang pemerintah sudah berkeinginan membangun patung Fatmawati itu. Tapi, karena keterbatasan anggaran sehingga belum terwujud.

“Setuju sekali bisa dibangun di simpang lima. Karena menang itu tujuan awal sebelum berdirinya patung kuda,” terang Bang Ken kepada BE, kemarin.

Dijelaskan, rencana awal monumen kuda itu dibangun di dekat Hotel Raffles City Pantai Panjang. Patung kuda itu akan berhadapan dengan laut Samudera Hindia dan dibawahnya akan ada air mancur sebagai upaya daya tarik. “Karena gagal jadi dialihkan ke simpang lima,” tuturnya.

Jika nantinya memang terbangun patung Ibu Fatmawati, maka hal tersebut akan mengangkat nama Bengkulu sebagai kota sejarah. Meningat bandara pusaka merah putih sendiri, pertama dijahit oleh Ibu Fatmawati di Bengkulu. “Langkah ini akan menjadikan daya tarik sekaligus ciri khas Bengkulu sebagai kota pusaka sejarah,” tegasn Bang Ken.

Rencana pembangunan patung Fatmawati ini, sudah difinalkan gubernur bersama Wakil Walikota serta pengurus Yayasan Fatmawati di Jakarta. Patung ibu negara pertama itu telah difinalisasi untuk dibangun di persimpangan 5 Kota Bengkulu. Lokasi tersebut dianggap cocok untuk dibangun monumen Ibu Fatmawati, mengingat berada dipusat Kota Bengkulu. Pembangunan monumen Ibu negara pertama itu akan dibangun menggunakan anggaran dari Corporate Social Responsibility (CSR) Kementerian BUMN RI. Rencana awalnya monumen itu dibangun setinggi 4 meter akan mengabiskan biaya sebesar Rp 5 miliar. Namun demikian, rancangan itu belum difinalkan, termasuk bahan apa yang dibangun dan posisi seperti apa patung Ibu Fatmawati yang akan dibangun. “Kita berharap, monumen ini bisa segara diresmikan,” tutup Bang Ken.

Disisi lain, Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Provinsi Bengkulu Iskandar ZO, proses pembuatan monumen Fatmawati di studio Bandung sudah sekitar 80 persen, tinggal tahap akhir. Setelah selesai nanti akan dibawa ke Bengkulu lalu dipasang ke Simpang Lima Kota Bengkulu menggantikan patung kuda. Ditargetkan akhir tahun ini pembuatan monumen selesai, dan nantinya akan diresmikian pada peringatan HUT Fatmawati pada 5 Februari 2020.

“Sumber pendanaan untuk pembangunan monumen dari perunggu ini berasal dari Kementerian BUMN. Setelah diserahkan dengan kita baru nantinya menjadi aset pemerintah daerah dan akan dirawat,” terang Iskandar.

Untuk patung kuda sendiri, sambungnya, nantinya akan ditempatkan di Simpang Betungan Kota Bengkulu yang kedepannya akan menjadi gerbang masuk tol Bengkulu-Lubuk Linggau. Proses pemindahan dilakukan oleh pihak Kementerian BUMN bersama Yayasan Fatmawati. Pemindahanpun sudah ada izin dari Walikota Bengkulu sebagai pemilik aset. \"Setelah selesai, monumen terbuat dari perunggu ini tinggal dipasang,\" tutupnya. (151/Diskominfotik)

Tags :
Kategori :

Terkait