Peneliti Muda Bengkulu Raih Emas di Korsel

Selasa 30-07-2019,11:19 WIB
Reporter : Redaksi Terkini
Editor : Redaksi Terkini

BENGKULU, Bengkulu Ekspress- Dua tim peneliti asal Bengkulu berhasil meraih 1 medali emas dan 1 perak dalam ajang World Invention and Creativity Olimpiad (WICO) yang digelar 25-27 Juli 2019 di Korea Selatan.  Peneliti Sekolah Menengah Atas Islam Terpadu (SMAIT) yang berhasil meraih medali emas adalah Zamlarini (putri Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah) bersama teman-temannya Michele Nabila Andaista Bangsu, Han Nude Sania Sani, Mahaputri Claudia Fernando, Dienati Nabilah dan Fathil Taruna Hadiansyah.

Mereka meniliti Environment Friendly Infusion Pot yaitu pot ramah lingkungan dengan berbagai warna dan media tanam untuk budidaya di daerah rawan banjir di Kelurahan Tanjung Agung Kota Bengkulu. Sementara tim yang meraih perak terdiri Wahyuni Safitra, Amna Fithri Raudha, Dendy Halim Kusuma, Alyazzahra, Dhiya Adilah Junka Fitri, dan Nabila Syifa Putri Doni dengan judul penelitian Ekstrak Tumbuhan Kacang Pantai serta Uji Toksisitas sebagai Bioinsektisida terhadap Hama Kutu Kebul pada Tanaman Cabai.

Pada ajang yang sama, empat pelajar dari SMP IT Iqra\' kota Bengkulu pun berhasil meraih emas. Ke-empat pelajar tersebut Muhammad Aditya Nugraha, Aurelia Tarra Nayla, Citra Juniati, dan Amanda Shakira. Tim ini mempersentasikan inovasi yang diberi nama Posalid (polymesoda expansa liquid) yaitu pembersih lantai yang aman dan sehat dengan menggunakan bahan alami.

Kepala SMA IT Iqra\' Kota Bengkulu, Sutrisno MTPd menyampaikan rasa syukur atas prestasi yang diraih para pelajarnya. Para siswanya mampu bersaing dengan 30 negara dan ratusan peserta seperti perwakilan Korea, Jepang, China dan lainnya.

\"Ini hasil jerih payah para guru pembimbing sekolah, sehingga tim riset SMAIT berhasil memenangkan riset pada ajang WICO di Korea Selatan,\" katanya.

Riset ini dibuat tatkala banjir besar yang melanda Provinsi Bengkulu April 2019 lalu, kala itu lingkungan sekolah sempat terendam. Kawasan Kelurahan Tanjung Agung menjadi objek penelitian karena menjadi kawasan langanan banjir. Para siswa ini kemudian membuka rekayasa pot yang bisa menyesuaikan kondisi kawasan banjir. \"Kalau selama ini tanaman-tanaman yang ada di dalam pot ketika kebanjiran mati semua, di sinilah para pelajar membuat rekayasa berupa pot dan ketika banjir tanaman masih bisa hidup dengan subur,\" ujarnya.

Penelitian kedua adalah membuat insektisida herbal (tanpa bahan kimia) yang dibuat dari ekstrak kacang pantai. Insektisida herbal ini berguna untuk membasmi kutu/hama pada tanaman cabai. \"Dua hasil penelitian ini membawa para pelajar membawa mendali emas dan perak, \".

Perolehan medali itu tak lepas dari visi sekolah yang sejak awal telah merancang sekolah dengan berbasis riset yang dilakukan para pelajar. Prestasi yang ditorehkan dalam riset sudah banyak dikumpulkan, baik tingkat provinsi hingga nasional, dan paling bergengsi prestasi ditingkat internasional yang dilaksanakan di Korea Selatan ini.

Atas prestasi tersebut, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Bengkulu akan memberikan apresiasi kepada para pelajar yang telah mengharumkan nama sekolah dan Provinsi Bengkulu dan Indonesia dikancah Internasional tersebut. \"Alhamdulillah pelajar Bengkulu bisa menghasilkan emas dan perak di event internasional ini,\" tutupnya. (247)

Tags :
Kategori :

Terkait