CURUP, Bengkulu Ekspress- Harga biji kopi kering di Kabupaten Rejang Lebong saat ini masih rendah. Dimana ditingkat petani harga biji kopi kering masih bertahan diharga Rp 17 ribu sampai Rp 17.500 per Kg. Harga kopi yang rendah tersebut sudah terjadi dalam beberapa bulan terakhir. Hingga kemarin belum ada tanda-tanda kenaikan harga kopi sehingga membuat para petani kopi kian mengeluh.
\"Saat ini harga kopi masih turun yaitu dikisaran 17 ribu, bahkan sebelumnya sempat Rp 16 ribu,\" ungkap Suryono (40) salah satu petani kopi di Kecamatan Selupu Rejang.
Turunnya harga kopi ditingkat petani di Kabupaten Rejang Lebong tersebut, menurutnya terjadi sejak memasuki musim panen tahun 2019 ini. Dimana sebelumnya harga kopi sempat menyentuh Rp 22 ribu per Kg. Namun sejak turun tidak pernah mengalami kenaikan lagi.\"Para petani sempat berharap harga kopi naik pasca lebaran kemarin, namun kenyataannya hingga saat ini tak kunjung naik,\" keluh Suryono.
Tak kunjung naiknya harga jual biji kopi kering ditingkat petani tersebut, menurut Rizal membuat para petani kopi kian tertekan. Karena menurut Rizal, turunnya harga kopi tersebut bertepatan dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat baik saat lebaran kemarin maupun saat memasuki tahun ajaran baru.
\"Karena kita cuma mengandalkan dari kopi, meskipun harga murah tetap kami jual karena untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari maupun saat lebaran dan anak mau sekolah kemarin,\" tambah Rizki (36) petani kopi lainnya. Padahal menurut Rizki, biasanya saat harga kopi masih rendah para petani menyimpannya terlebih dahulu dan baru mereka jual saat harga kopi kembali naik. \"Tahun ini memang bukan tahunnya petani kopi, karena selain harganya yang rendah, hasil panen juga berkurang dari biasanya,\" paparnya.
Akibat dari rendahnya harga kopi dan berkurangnya hasil panen, maka menurutnya mereka tidak mendapatkan apa-apa, karena bila dihitung dengan biaya, baik memelihara kebun kopi selama setahun mulai dari menyiangi tunas, membersihkan gulma hingga memanennya, sama dengan uang yang mereka dapatkan dari menjual kopi hasil mereka panen.
\"Kami berharap harga kopi kembali naik dan normal, sehingga kami bisa semangat lagi untuk berkebun terlebih lagi saat ini harga-harga sejumlah Sembako mengalami kenaikan,\" demikian Rizki. (251)