HM. Syamlan
Kegembiraan yang kita peroleh adalah karunia dari Allah. Maka sudah sepantasnya kita bersyukur kepada-Nya. Meski manusia itu hebat, tak bisa ia menciptakan setetes air. Meski manusia itu pintar, dia tidaklah tahu dimana nyawanya ketika tidur. Maka manusia ketika bisa bernafas lega, hendaknya bersyukur kepada Allah. Mendapat rezeki yang melimpah, bersyukur kepada-Nya. Sungguh luar biasa orang yang bersyukur, nikmat ditambah dan diberi pahala. Bagi yang berdagang untung, lalu bersyukur, maka ditambah keuntungannya dan berpahala. Yang sedang gembira, cukuplah bersyukur kepada Allah. Jangan terlalu hanyut dalam kegembiraan yang berlebihan. Karena, suatu ketika pasti akan datang kesusahan. Di dunia ini tak ada orang yang bergembira, kecuali pasti datang kesusahan.
Sebaliknya yang sedang susah, kesusahan tidak akan selamanya. Percayalah akan datang saat bergembira. Maka yang sedang ditimpa kesedihan, tak perlu larut dalam kesedihan yang berlebihan. Segera sikapi keadaan yang sulit dengan perisai kesabaran. Meski kita sedih, musibah telah terjadi. Jarum jam tak bisa diputar balik. Maka tak ada sikap yang lebih baik, daripada bersabar. Bersabar membuat kesedihan tidak merusak diri sendiri, dan bernilai pahala di sisi Allah. Allah berfirman: “Hai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan (mengerjakan) shalat, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” (Al-Baqarah: 153).(**)