Bekas PLTA Belanda, Kini Jadi Objek Wisata
Selain Suban Air Panas, Kabupaten Rejang Lebong juga memiliki sejumlah objek wisata pemandian air panas lainnya. Salah satunya Objek Wisata Pemandian Air Panas Sentral yang ada di Desa Sindang Jati Kecamatan Sindang Kelingi. Bagaimana kondisinya? Simak laporan berikut;
ARI APRIKO, Sindang Kelingi
CURUP Bengkulu Ekspress - SISA-sisa bangunan bekas Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) peninggalan Belanda masih terihat di objek wisata Pemandian Air Panas Sentral yang ada di Desa Sindang Jati Kecamatan Sindang Kelingi. Namun sisa-sisa bekas bangunan PLTA tersebut hanya sebuah bangunan bekas penampungan air dan mesin untuk produksi listriknya dan bendungan airnya saja.
Sedangkan material lainnya mulai dari turbin, mesin, hingga pipa air yang digunakan untuk mengambil air dan menggerakkan mesin turbinnya sudah tidak ada lagi. Warkim (58) salah satu pengelola bekas bangunan PLTA Belanda yang saat ini dikembangkan menjadi objek wisata karena ada sumber air panas dan air terjun, PLTA peninggalan belanda tersebut terakhir beroperasi pada tahun 90-an.
\"Kalau seingat saya, PLTA ini dulu terakhir berfungsi tahun 1995-an, setelah itu tidak lagi dan peralatannya banyak yang hilang,\" terang Warkim.
Diceritakan Warkim, daerah Sindang Jati dan sekitarnya dulunya memang sebagai salah satu daerah yang mendapat sentuhan kemajuan teknologi belanda pada jamannya. Bahkan menurutnya dulu ada irigasi yang digunakan untuk mengangkut hasil pertanian yaitu kopi, namun semua itu saat ini hanya tinggal cerita saja, karena hanya sedikit sisa-sisa bangunan Belanda yang tersisa di kawasan tersebut.
Khusus untuk kawasan PLTA Sentra sendiri, menurut Warkim selain masih menyisakan sisa bendungan dan saluran irigasi untuk membangkitkan turbin, masih ada juga pemandian umum yang dulunya digunakan oleh orang-orang Belanda untuk mandi termasuk none-none Belanda. Pemandian umum itu sendiri, menurutnya saat ini masih digunakan masyarakat sekitar untuk mandi, meskipun bangunan di pemandian umum tersebut sudah beberapa kali direnovasi warga.
Pemandian umum yang masih digunakan warga untuk mandi dan mencuci tersebut cukup menarik, karena air yang pemandian tersebut adalah air hangat yang keluar langsung dari perut bumi dan ditampung di kolam berukuran 1 x 2 meter kemudian airnya dialirkan melalui beberapa pancuran yang terbuat dari pipa besi. Melihat potensi yang ada tersebut, kemudian melalui BUMDes, kemudian pada tahun 2017 pemerintah desa mulai membangun kawasan tersebut menjadi objek wisata pemandian air panas.
Dimana melalui Dana Desa dibangun dua kolam pemandian air panas yaitu satu kolam dewasa dan satu lagi kolam anak-anak. Meskipun saat Bengkulu Ekspress mengunjungi lokasi wisata ini kolam dewasanya tengah rusak karena pipa untuk pembuangan air dari kolam tengah pecah. Selain membangun kolam, untuk mengembangkan objek wisata yang ada ditepat dipinggir jalan penghubung Kecamatan Sindang Kelingi dengan Sindang Dataran tersebut, pemerintah desa juga membangun akses ke Air Terjun Sentral yang ada disebelah kolam renang, akses yang dibangun tersebut yaitu tangga yang terbuat dari besi.
\"Sebenarnya dilokasi ini air terjunnya dua tingkat, namun karena keterbatasan anggaran baru satu air terjun yang kita bangun tangga untuk ke dasar air terjun,\" aku Warkim.
Setelah mendapat sentuhan pembangunan, Warkim mengaku para wisatawan sudah banyak yang datang ke lokasi objek wisata pemandian air panas sentral, untuk tiket masuk sendiri, wisatawan cukup membayar tiket Rp 5 ribu, dimana uang tersebut akan kembali ke BUMDes. Warkim juga menegaskan menjamin keamanan setiap pengunjung yang datang ke objek wisata yang ia jaga tersebut. (**)