Dipenuhi Caleg Petahana Dan Mantan Birokrat

Jumat 08-03-2019,09:21 WIB
Reporter : Redaksi Terkini
Editor : Redaksi Terkini

Perang Bintang Dua Dapil Neraka

BENGKULU, Bengkulu Ekspress - Masa kampanye pemilihaan umum (Pemilu) serentak calon presiden (capres) dan calon legislatif (caleg) tinggal menyisakan waktu sekitar satu bulan lagi. Berbagi strategi untuk meraup suara masyarakat sebagai pemilih telah dilakukan untuk para caleg khususnya caleg DPRD Provinsi yang berjumlah 616 orang.

Terlebih dalam pertarungan merebutkan 45 kursi empuk DPRD Provinsi, banyak caleg yang sudah lalu lalang dalam berpolitik. Mulai dari berlatar belakang tokoh politik, mantan birokrat, pengusaha dan mantan kepala daerah kembali turun gunung untuk memperebutkan kursi empuk wakil rakyat itu. Perang para bintang itu menjadi pertarungan sengit, demi menarik simpati masyarakat saat tanggal 17 April mendatang.

Dari 7 daerah pemilihaan (Dapil) yang ada di Provinsi Bengkulu, yaitu Kota Bengkulu, Seluma, Mukomuko, Bengkulu Utara-Bengkulu Tengah, Kepahiang, Rejang Lebong-Lebong, Bengkulu Selatan-Kaur itu, masing-masing caleg bintang itu sudah dipasang oleh 16 partai politik (parpol) peserta pemilu.

Dari banyaknya caleg bintang itu, ada dua wilayaha menjadi dapil \"Nekara\" karena dipenuhi para bintang. Dapil itu berada di Kota Bengkulu dan dapil Kabupaten Bengkulu Utara - Bengkulu Tengah (lihat grafis). Dua dapil ini menjadi dapil neraka oleh para caleg. Dalam masing-masing dapil itu, caleg akan merebutkan suara dapil Kabupaten Bengkulu Utara - Bengkulu Tengah sebanyak 292.350 suara dan dapil Kota Bengkulu 248.857 suara.

Pengamat Politik dari Universitas Bengkulu, Drs Azhar Marwan MSi mengatakan, dari dua dapil itu, dapil yang dianggap menjadi dapil neraka ada di dapil 1 Kota Bengkulu. \"Peran bintang itu ada di Kota. Karena orang-orang (caleg) didapil ini memang sudah berkecimpung level atas,\" terang Azhar kepada Bengkulu Ekspress, kemarin (7/3).

Perebutan kursi DPRD Provinsi di dapil Kota, menurut Azhar sulit untuk ditebak. Parpol yang tidak meletakan bintangnya di dapil kota, menjadi sulit untuk mampu merebutkan suara. \"Pemilih kita ini ada pemilih tradisional dan ada pemilih rasional yang berbasis intelektualitas. Ini menjadi sumbu kekuatan caleg,\" paparnya.Bengkulu sendiri memiliki 7 dapil, meliputi dapil Bengkulu 1 Kota Bengkulu dengan alokasi kursi 8.

Sementara Bengkulu 2 terdiri dari Bengkulu Utara dan Bengkulu Tengah dengan alokasi 8 kursi. Dapil Bengkulu 3 adalah Kabupaten Mukomuko dengan alokasi 4 kursi, Bengkulu 4 masih Rejang Lebong dan Lebong dengan 9 kursi, Bengkulu 5 Kepahiang 4 kursi. Dapil 6 ialah Bengkulu Selatan dan Kaur dengan 7 kursi dan terakhir, dapil Bengkulu 7 yang dialokasikan 5 kursi adalah Kabupaten Seluma.

Lanjut Azhar, untuk mendapatkan kursi di dapil kota, pemilih akan melihat dua faktor. Pertama faktor figur itu sendiri dan kedua ialah faktor darimana caleg ini berangkat. Pemilih yang memiliki fanatisme dengan parpol tertentu, maka akan mampu mempengaruhi pendapatan suara. \"Kursi ditentukan, kekuatan figur dan dari mana dia berangkat. Pemilih akan melihat itu. Tapi kebanyakan akan melihat figur,\" tambah Azhar.

Hasil pemilu di dapil negara akan sulit untuk ditebak. Apalagi parpol mencoba mengklaim kursi di dapil neraka itu akan lebih percuma. Tingal saat ini, menurut Azhar, caleg dan parpol bisa saling menguatkan dan bersinergi. Jika terdapat gesekan di parpol itu, maka sulit untuk meraih suara. \"Figur kuat tapi berangkat dari parpol tidak kuat ataupun sebaliknya, maka akan berbahaya juga. Dua-duanya harus sejalan,\" tegasnya.

Belum lagi saat ini, lanjut Azhar, perhitungan yang dilakukan oleh Komisi Pemilihaan Umum (KPU) dalam Pemilu kali ini menggunakan metode Sainte lague atau sistem penghitungan ganjil. Maka dua faktor merebut suara parpol dan caleg itu harus sama-sama melengkapi. \"Parpol kuat dan figur harus berjulang keras. Karena orang akan memilih orang,\" papar Azhar.

Untuk kampanye sendiri, Azhar mengatakan proses itu harus tetap dilakukan. Karena dengan kampanye itulah maka orang bisa mengenal lebih dekat figur tersebut. Namun demikian, waktu kampanye yang sudah diberikan waktu sekitar 7 bulan itu, jika baru dimulai kampanye saat ini maka akan percuma.

Sebab, masa kampanye yang dibuka 23 September 2018 itu akan ditutup pada tanggal 13 April 2019 mendatang. \"Kalau baru dimulai sekarang kampanyenya ya percuma. Karena caleg lain sudah mulai jauh-jauh hari,\" tutur Azahar.

Untuk sekarang, menurutnya, masyarakat sebagai pemilih sudah mulai pemantapan dan penentuan pilihan. Sekarang ini sudah hampir klimaks. Sejauh mana efektifitasnya cara caleg mensosialisasikan dirinya untuk dipilih,\" ujarnya.

Disisi lain, Pengamat Politik Universitas Bengkulu (UNIB), Drs Mirza Yasben mengatakan, strategi jitu diakhir masa kampanye sangat penting. Mengingat banyak para bintang, mulai dari pengusaha, tokoh masyatakat hingga tokoh parpol yang maju dalam pileg nantinya. Sehingga persaingan sangat berat. \"Strategi harus matang. Jika tidak tentu suara juga akan sulit didapat,\" ungkap Mirza.

Strategi yang dilakukan, tentu bukan dengan upaya menghambur-hamburkan uang atau money politik. Sebab, masyatakat Bengkulu sudah mulai dewasa dengan politik. \"Masyarakat sudah dewasa, tinggal lagi yang menentukan itu soal figur caleg itu sendiri,\" tutupnya. (151)

Tags :
Kategori :

Terkait