SELUMA UTARA, Bengkulu Ekspress- Setiap bergantinya tahun, kades dan perangkat desa disibukkan dengan sejumlah usulan pembangunan. Termasuk menyampaikan usulan saat musyawarah rencana pembangunan (Musrenbang) kecamatan. Ironisnya, terhitung dari sejak 2013 hingga 2018, usulan yang diajukan tak kunjung diakomdir.
Salah satunya usulan perbaikan dan peningkatan jalan akses ke Desa Simpang, Kecamatan Seluma Utara, yang sangat memprihatinkan. Untuk itu, pada 2019, Warga Desa simpang mengharapkan perhatian pemda Seluma untuk pembangunan.
“Pada 2019 ini. selagi baru maka kita juga berharap perhatian pemerintah tercurahkan kedesa kami,” ucap Kades Simpang, Kecamatan Seluma Utara, Aldi Jaya kepada Bengkulu Ekspress.
Kades mengingatkan jangan sampai kekecewaan kades beserta warga terus terjadi. Dengan rusaknya akses jalan masuk desa simpang memalui Selebar sepanjang 3,8 Km yang tak juga diakomdir pembangunanya. Termasuk kondisi jembatan gantung yang sudah karatan dan pangkat jembatan gantung sudah hancur. Sedangkan jalan akses menuju Desa dari Selinsingan dengan panjang 2,8 KM juga ikut hancur total dan hingga saat ini tak kunjung ada perbaikan ataupun pembangunan.
“Terakhir pembangunan akses jalan menuju desa Simpang tahun 1986 namun hingga detik ini tidak ada pembangunan yang di arahkan kedesa kami ini. Jika terus seperti ini maka kami akan golongan putih (golput) dalam pemilihan mendatang ini,”sampai kades.
Diceritakan kades, untuk bisa mengakses keluar masuk desa sebanyak 167 kepala keluarga (KK) di Desa Simpang harus ektra tenaga. Pasalnya, akses jalan menuju dan keluar desa sangat memprihatinkan dengan lumpur dan kubangan. Di tambah lagi dengan saat ini juga musim penghujan lebih mempersulit warga untuk akses termasuk mendapatkan sembako dan menjual hasil pertanian.
“Sembako dan hasil perkebunan warga bisa dibawa keluar dan masuk desa dikarenakan warga desa kerap melakukan gotong royong untuk mengatasinya,” lirihnya.
Aldi menceritakan lagi, untuk bisa masuk ke Desa Simpang harus menggunakan kendaraan double gardan. Jika tidak maka tidak akan sampai ke desa. Itupun dengan kendaraan dobol juga kerap terpater. Sehingga harus di tarik secara bersama-sama warga lainnya. “Setidaknya kelurahan dan lirih kami sebanyak 754 Warga desa Simpang ini bisa di dengarkan,”sampainya.
Menurutnya, warga desa Simpang tidak menuntut banyak dari pemerintah Kabupaten Seluma ataupun Pemerintah provinsi Bengkulu. Setidaknya bisa melakukan pengerasan badan jalan akses menuju dan keluar desa saja sudah cukup. Dibandingkan saat ini tidak ada pembangunan yang mengarah ke desa. “Kami ini bagian dari Warga Seluma Provinsi Bengkulu juga ingin sekali di perhatikan dan menuntut pemerataan pembangunan,”imbuhnya singkat. (333)