Dalam sambutannya, Kapolda Bengkulu, Brigadir Jenderal Polisi (Brigjen Pol) Drs Coki Manurung, menekankan permasalahan yang sering ditemukan dalam pergelaran pemilihan umum adalah money politic atau politik uang. Dalam acara itu, Kapolda langsung menanyai masing-masing tim pemenangan untuk siap melaksanakan pemilu tanpa politik uang.
Sontak kedua belah pihak, yaitu tim pemenangan pilpres nomor urut 1 dan 2 sepakat tidak akan mencemari pilpres dengan politik uang yang dapat menimbulkan kegaduhan, serta dapat mewujudkan pemilu tidak fair.
Agenda tersebut dimaksudkan untuk menyatukan segala pihak terkait pemilu demi menciptakan pemilu aman, damai, dan sejuk di Provinsi Bengkulu.
Kapolda menambahkan agenda seperti ini harus terus berlanjut, agar tercipta rasa emosional kekeluargaan masing-masing pihak di Provinsi Bengkulu.
\"Silaturahmi harus berlanjut. Kita memiliki 6.618 TPS (tempat pemungutan suara) di Provinsi Bengkulu. Mari kita bersama menyukseskan Pilpres 2019 dengan damai demi memilih calon presiden yang kita idam-idamkan,\" ujar Kapolda.
Senada dengan hal tersebut, Gubernur Bengkulu, Rohidin Mersyah, yang turut menghadiri acara tersebut mengajak masyarakat mematuhi peraturan hukum dan perundang undangan yang ada. Karena itu merupakan kunci dalam mewujudkan pemilu damai.
\"Beberapa hal yang dapat mewujudkan pemilu damai itu sebenarnya ada dimasyarakat seperti saat melakukan kampanye harus damai dan saling menghargai orang lain, serta dalam pemilihan nantinya kedua belah pihak harus siap menang dan siap kalah. Intinya harus ikhlas apapun hasilnya,\" ungkap Rohidin.
Acara tersebut dihadiri beberapa pejabat penting di Provinsi Bengkulu, seperti Bupati Bengkulu Tengah Ferry Ramli, Ketua Komis Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Bengkulu Irwan Saputra, Ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Provinsi Bengkulu Parsadaan Harahap, serta utusan dari instansi terkait lainnya. Diakhir acara tersebut, kedua pihak tim pemenangan Pilpres 2019, menandatangani deklarasi pemilu damai dan siap bersama mewujudkan pemilu damai. (Imn)