Kepala Perwakilan Bank Indonesia Wilayah Bengkulu, Endang Kurnia Saputra, dalam sambutannya mengatakan, biaya transaksi melalui kartu GPN ini lebih murah dan lebih transparan dibanding biaya transaksi dengan kartu ATM sebelumnya.
“Bagi yang melakukan transaksi berada di dalam negeri sebaiknya memakai kartu GPN, karena 95% atau 98% melakukan transaksi di dalam negeri. Tentu GPN akan menjadi kartu pilihan utama kita,” ujar Endang.
Dengan adanya GPN semua transaksi akan dilakukan di Republik Indonesia. Data pembayaran transaksi pun tidak akan keluar dari Indonesia, serta pendapatan untuk melakukan transaksi pembayarannya sendiri, setiap satu kali gesek mendapatkan fee yang dinikmati para anak bangsa yakni membayar pajak.
Endang mengungkapkan, rata-rata setiap satu bank di Bengkulu memiliki 350 ribu nasabah, sehingga Bank Indonesia menargetkan tahun 2018 sampai 2019, nasabah yang menukar kartu GPN mencapai 1,1 juta nasabah di Provinsi Bengkulu.
\"Harapan dari adanya GPN ini biaya transaksi turun 3% sampai dengan 10%. Mari kita muliakan produk anak bangsa. Mari kita buat keuntungan transaksi untuk Republik Indonesia,” tutup Endang.
Dalam acara ini, Bank Indonesia bekerja sama dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Badan Permusyawaratan Perbankan Daerah (BMPD) Bengkulu. Acara tersebut juga dihadiri Pelaksana tugas (Plt) Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah, Wakil Walikota Bengkulu Dedy Wahyudi dan pimpinan bank, serta prime customers turut hadir dalam acara ini. (kkj)