Bengkulu, Bengkuluekspress.com - PT Pertamina (Persero) Marketing Operation Region II Sumatera Bagian Selatan (Sumbagsel) melakuan Transplantasi (satu teknik pelestarian rehabilitasi) terumbu Karang di salah satu pulau terdepan Provinsi Bengkulu, yakni Pulau Tikus.
Program itu dilaksanakan melaluo Terminal BBM Pulau Baai dengan program Corporate Social Responsibility (CSR).\"Melalui program Corporate Social Responsibility (CSR), pertamina bertujuan untuk melestarikan terumbu karang di sekitar Pulau Tikus dan upaya mengurangi tingkat abrasi,\" terang Pjs. Operation Head TBBM Pulau Baai, Nicolas Carolus Topan kepada Bengkuluekspress.com saat Serimonial Kegiatan CSR Transplantasi Terumbu Karang di Pulau Tikus pada Senin (1/10/18).
Transplantasi terumbu karang dilakukan pertamina sebanyak 375 substrat yang terbagi ke dalam 25 rak. Peletakan 25 rak terumbu karang tersebut,dilakukan bersama dengan para penyelam dari Pusat Pemberdayaan dan Pelayanan Masyarakat Pesisir (P3MP) pada Sabtu ( 29/9/2018).
Berdasarkan laporan dari Head Project P3MP, Eddy Prihantono, diketahui kondisi terumbu karang di Pulau Tikus memang memperihatinkan. Banyak kerusakan lingkungan yang terjadi pada terumbu karang di sana.
“Tentu kami mengapresiasi bantuan Pertamina untuk rehabilitasi terumbu karang di perairan Pulau Tikus. Karena terumbu karang harus terus dijaga mengingat fungsinya serta manfaatnya yang signifikan,\" tuturnya
Dikatakannya, luas terumbu karang di Pulau Tikus bisa mencapai 300 hektar, potensinya sangat besar. Apalagi terumbu karang berfungsi sebagai penahan erosi di Pulau Tikus. Luas Pulau Tikus saat ini tersisa 0.6 hektar dari awalnya sekitar 2 hektar.
\"Saat ini, metode transplantasi terumbu karang di Pulau Tikus ini menggunakan rak. Metode ini cukup efektif dan efisien. Hasilnya bisa lebih mudah dilihat dengan biaya yang tidak terlalu besar,\" papar Eddy.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Bengkulumelalui Kasi Pencemaran DLHK Provinsi Bengkulu, Rico Yulyana menyambut positif program CSR TBBM Pulau Baai yang memprioritaskan kelestarian lingkungan di wilayah Bengkulu.
“Kinerja TBBM Pulau Baai memang sudah baik, sejak tahun lalu bahkan program CSR TBBM sudah menerima penghargaan proper hijau,” tukasnya.
Rico Yulyana mengatakan, proses transplantasi baru tahap awal dari proses pelestarian terumbu karang di perairan Pulau Tikus. Hal ini masih harus dikawal karena program jangka panjang untuk memastikan transplantasi terumbu karang benar-benar berhasil.
\"Kita berharap tentunya sinergi pertamina, P3MP dan pemerintah bisa terus terjaga. Karena pertumbuhan terumbu karang ini diharapkan bisa berkelanjutan agar dapat mendukung keindahan dan potensi pariwisata bawah laut Bengkulu,” tutupnya. (HBN)