Market Share Grab Capai 65%

Jumat 31-08-2018,16:59 WIB
Reporter : Redaksi Terkini
Editor : Redaksi Terkini

BENGKULU, Bengkulu Ekspress - Meskipun layanan jasa transportasi online sempat ditolak oleh angkutan konvensional di Bengkulu. Ternyata pangsa pasar (market share) Grab di Indonesia khususnya Bengkulu sangat baik. Grab mencatat market share mencapai 65%.

\"Pangsa pasar Grab di Bengkulu sangat baik bahkan diprediksikan tren permintaan layanan fitur Grab akan mengalami peningkatan,\" ujar Perwakilan Grab Bengkulu, Yayan, kemarin (30/8/2018).

Dengan baiknya market share yang dimiliki Grab menunjukkan bahwa layanan yang diberikan telah menjadi kepercayaan masyarakat. Kendati demikian, ia menuturkan pangsa pasar bukan menjadi hal yang paling utama, terpenting adalah bagaimana masyarakat menjadikan Grab paling dinikmati.

\"Market share buat kami bukan masalah, yang terpenting masyarakat nyaman menggunakan jasa transportasi kami,\" ujar Yayan.

Ia menambahkan, kini Grab telah meluas hingga ke berbagai wilayah di Indonesia. Pada Januari 2017 hanya menjangkau 12 kota, hingga Agustus 2018 Grab melebarkan sayap bisnisnya sampai ke 137 kota termasuk Bengkulu.

\"Grab kini telah bertransformasi menjadi layanan transportasi yang dibutuhkan masyarakat, sehingga kenapa hanya di Bengkulu terjadi penolakan sementara di Kota lain Grab diterima dengan baik,\" tutupnya.

Penolakan Grab di Bengkulu

Pengamat Transportasi dan Kebijakan Publik Bengkulu, Hardiansyah ST MT mengaku, terkait penolakan Grab di Bengkulu, seharusnya tak perlu disikapi dengan berdemo. Para sopir angkot harus siap menghadapi kemajuan teknologi.

\"Grab memakai aplikasi teknologi online. Hal itu sudah menjadi tren bisnis abad 21 dan tak bisa dibendung, sebagai konsumen pasti selalu mencari transportasi yang terjangkau, nyaman, dan kualitasnya bagus,\" kata Hardiansyah.

Selain itu, Grab merupakan alat transportasi yang sangat diminati konsumen. Lebih nyaman, cepat, terpercaya, dan harganya terjangkau dibanding ojek biasa ataupun angkot.

Selama ini, saat harga bensin naik tarif angkot juga naik. Namun saat harga bensin turun rupanya tarif angkot tidak turun.\"Dari segi pelayanan ini memang persaingan model baru yang harus diantisipasi. Angkotyang berdemo seharusnya bisa ikut memanfaatkan aplikasi teknologi online, harganya dibuat lebih terjangkau, servisnya diperbaiki agar mampu bersaing dengan Grab,\" tukasnya.(999)

Tags :
Kategori :

Terkait