Bengkulu, Bengkuluekspress.com - Menyikapi banyaknya keluhan masyarakat dengan harga tandan buah segar (Tbs) kelapa sawit yang sangat murah saat ini. Hanya Rp 500 sampai Rp 1.000 per kilogram ditingkat petani. Bahkan bayak Tbs yang terbuang. Karena tidak dibeli pabrik pebgelohana sawit. Wakil Ketua l DPRD Provinsi Bengkulu, Edison Simbolon, S.H , meminta agar pemerintah, khususnya Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bengkulu mencarikan solusi atas kondisi tersebut.
\"Dalam hal ini, pemerintah daerah harus hadir untuk mencari solusi terbaik. Agar masyarakt kita yang petani sawit bisa menikmati hasil panen mereka. Karena itu sumber kehidupan mereka,\" pungkas Edison Simbolon S.H, kepada Bengkuluekspress.com Senin(2/7/2018) saat ditemui di ruangan kerjanya.
Edison menerangkan, akhir-akhir ini laporan masyarakat hasil panen Tbs mereka banyak tidak dibeli perusahaan. Hal tersebut karena melimpahnya Tbs dan harga sawit yang saat ini memang sangat anjlok.
\"Kita minta pemda dalam hal ini gubernur memanggil perusahan CPO yang ada di Bengkulu,\'\' kata Mantan Wakil Walikota Bengkulu ini.
Menurut Edison, memanggil perusahaan pengelolaan sawit solusi terbaik dalam jangka pendek, agar aspirasi masyarakat bisa tersampaikan. Jangan sampai, mata pencarian masyarakat tidak dihiraukan. Sebab,bagaimanapun itu menjadi tugas semua pihak mensejahterakan masyrakat, khususnya masyrakat Provinsi Bengkulu.
\"Kalau tidak, untuk solusi jangka panjangnya berpikir kenapa tidak BUMD kita membuka pabrik CPO (crude palm oil) sendiri,\'\' tukasnya.
Ia menerangkan, jika BUMD bisa membuat pabrik CPO bisa mendatangkan PAD (Pendapatan Asli Daerah).Perusahan swasta (Pabrik CPO) yang tidak memiliki kebun saja bisa mendapatkan keuntungan. Lalu, kenapa tidak Pemprov memaksimalkan BUMD yag ada. Perusahan tidak bakal rugi jika bahan bakunya mencukupi. Terlebih 80% masyarakat Bengkulu, merupakan petani sawit dan kebanyakan menggantungkan pencariannyadari sawit.
Sementara itu, Pelaksana tugas (Plt) Gubernur Bengkulu, Dr Rohidin Mersyah, meminta agar pihak terkait segera mengevaluasi seluruh pabrik CPO yang ada di Provinsi Bengkulu. Jika memungkinkan solusi jitu membangun pabrik CPO baru bakal diambil Pemprov Bengkulu. Dengan semakin banyak pabrik, maka persaingan harga TBS akan baik, dan kesejahteraan para petani sawit bisa meningkat. Selain itu, setiap 3 bulan harga TBS harus kembali dievalusi.
“Kita akan mengefektifkan tim penentuan harga TBS, yang seharusnya rapat setiap 3 bulan sekali. Untuk menentukan berapa harga TBS ditingkat petani. Karena ada beberapa komponen yang harus dihitung sehingga nanti munculah harga TBS yang layak,” tutup Rohidin. (HBN/ADV)